[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id -Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mempertanyakan aturan gaji baru yang dikeluarkan PSSI untuk pemain Liga 1 dan Liga 2. APPI menilai aturan tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
PSSI mengeluarkan aturan baru soal gaji pemain Liga 1 dan Liga 2 lewat Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020. Surat itu berisikan aturan negosiasi gaji yang berkisar 50 persen untuk pemain Liga 1, dan 60 persen untuk Liga 2.
APPI juga mempertanyakan kekosongan aturan nilai gaji yang didapatkan pemain Liga 1 dan Liga 2 periode Juli dan Agustus. Pasalnya, Pasalnya aturan gaji baru yang dikeluarkan PSSI akan berlaku satu bulan sebelum kompetisi berlanjut.
Artinya, jika kompetisi dilanjutkan pada 1 Oktober, aturan gaji baru akan berlaku pada 1 September. Sedangkan aturan gaji lama maksimal 25 persen yang dikeluarkan PSSI hanya berlaku pada Maret hingga Juni.
“Kami harapkan untuk menjadi perhatian bagi PSSI untuk dapat dipertimbangkan dan dijalankan secara bersama-sama,” bunyi pernyataan resmi APPI lewat surat yang ditandatangani Presiden APPI, Firman Utina, Kamis 16 Juli.
“Kami juga menyampaikan kesediaan untuk kembali menjalin komunikasi baik dengan PSSI maupun untuk difasilitasi dengan operator (PT Liga Indonesia Baru) dan juga klub-klub Liga-1 dan Liga-2,” sambung pernyataan tersebut.
Selain itu, APPI juga menyoroti protokol kesehatan yang ketat harus dijalankan saat kompetisi dilanjutkan. Jika nantinya ada pemain yang terpapar COVID-19 dan tak bisa bermain, APPI meminta hak pemain tetap dijamin.
Berikut pernyataan lengkap APPI yang ditujukan kepada PSSI:
1. Bahwa untuk pesepak bola strata Liga-1, APPI dalam diskusi terakhir menyampaikan persentase renegosiasi gaji bukan senilai kisaran 50 persen dari nilai kontrak awal seperti yang tertera di SKEP/53/VI/2020 melainkan senilai minimal 50 persen dari upah bulanan yang tertera di kontrak/kesepakatan awal yang untuk dapat mulai diberlakukan untuk pembayaran gaji di bulan Juli 2020 dikarenakan SK PSSI sebelumnya yaitu SKEP/48/Ill/2020 hanya mengatur penyesuaian gaji hingga bulan Juni 2020. Hal ini diperlukan kesepahaman dan kesepakatan antara klub dengan pesepak bola sebagaimana yang telah diatur dalam Circular 1714 FIFA mengenai COVID-19 Football Regulatory Issuekarena menimbulkan perbedaan yang cukup signifikan baik dari nilai upah yang akan diterima pesepak bola maupun durasi kontrak yang harus diselesaikan dalam Kelanjutan Kompetisi musim 2020-2021 nanti.
2. Bahwa untuk pesepak bola strata Liga-2 diperlukan adanya kesepahaman antara pesepak bola dengan klub tentang kalkulasi antara ‘kisaran’ senilai 60 persen dari nilai kontrak awal yang tercantum di SKEP/53/VI/2020 dengan usulan dari APPI ‘minimal’ senilai 60 persen dari nilai kontrak awal yang dituangkan dalam notulen perundingan dengan Plt Sekjen PSSI di kantor PSSI. Hal ini diperlukan untuk menyamakan persepsi dan kalkulasi terhadap upah yang akan diterima pesepak bola dalam kelanjutan liga 2020.
3. Demi keselamatan pesepak bola diperlukan kontrol yang ketat dan akurat tentang protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh PSSI. Protokol kesehatan yang dimaksud, dimulai saat pesepak bola telah berkumpul dan mulai menjalankan aktivitas latihan, tidak hanya terbatas saat pertandingan atau kompetisi dimulai. Untuk hal ini kami juga menilai perlu adanya koordinasi dengan LIB sebagai pihak penyelenggara kompetisi.
4. Untuk menjamin terpenuhinya hak pesepak bola selama kelanjutan kompetisi ini perlu disepakati secara bersama antara pesepak bola dengan klub bila terdapat pesepak bola yang terpapar Covid-19 untuk tetap berhak mendapatkan haknya secara penuh sesuai dengan kesepakatan baru yang tertera dalam poin (1) dan (2) di atas. Terlepas dari keadaan tidak dapat melanjutkan kewajibannya terhadap klub dalam sisa kompetisi.(msn)
