Pada kualifikasi 24 besar, Ryan mengumpulkan total poin 6843 dari 32 gim. Ia mencatatkan skor tertinggi 290 dengan average 213,84 dan cut 133. Posisinya tepat satu tingkat di bawah juara dunia 2018 dari Australia, Sam Cooley yang meraih poin 6852.

“Kualifikasi 24 besar kali ini lumayan sulit karena pergerakan minyak di landasan (line) agak beda, beruntung saya bisa tembus 8 besar,” kata Ryan Leonard Lalisang di Venue Bowling Jakabaring Palembang.

Ryan sempat berada di peringkat 4 dengan poin 5607 pada gim ke-26 dari sebelumnya peringkat 5 saat gim ke-25, namun memasuki gim ke-27 hingga 32 Ryan terus berada di peringkat 6 sehingga mampu bertahan di garis 8 besar.

Selain tingkat kelicinan minyak landasan, kata dia, beberapa keputusan saat melepas bola boling diakuinya menjadi kesalahan yang cukup fatal, beruntungnya ia masih bisa mengejar ketertinggalan poin dan menjauh dari garis 8 besar.

“Besok menghadapi 8 besar saya harus lebih fokus dan tidak terburu-buru karena satu poin pun akan sangat menentukan,” kata Ryan menambahkan.

Bagi Ryan, lolos ke 8 besar mengulang capaian pada QubicaAMF World Cup 2018. Ia sendiri sudah 9 kali terjun pada kompetisi tahunan dunia tersebut meski prestasi terbaiknya baru menjadi juara 3 pada 2009.

Sementara itu pelatih kepala boling Indonesia, Gatot Arya Nugroho, mengatakan bahwa pengalaman Ryan yang sudah sembilan kali mengikuti QubicaAMF World Cup menyokong kesuksesannya menembus babak 8 besar.

“Saya pikir kans Ryan ke 4 besar masih terbuka lebar karena poin dengan yang di atasnya tidak terlalu jauh, dia harus tetap fokus lagi untuk meraih skor minimal 4 besar,” kata Gatot.

Berikut nama peboling yang lolos ke 8 besar :

1. Francois Louw (Afrika Selatan) poin: 7122
2. Christoper Sloan (Irlandia) poin: 6996
3. Oliver Mong (Jerman) poin: 6959
4. Wanhe Lee (Korea Selatan) poin: 6856
5. Sam Coley (Australia) poin: 6852
6. Ryan Leonard Lalisang (Indonesia) poin: 6843
7. Jaroslav Lorenc (Republik Ceko) poin: 6713
8. Jasem Alsager (Kuwait) poin: 6710. (antara)