[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id– Indonesia Sport Expo and Forum (ISEF) keempat atau Forum dan Pameran Olahraga ISEF 2019 di JCC Senayan, Jakarta, di hari kedua, Kamis (22/8), menyajikan pembahasan mengenai Integritas Sepak Bola dan VAR (Video Assistant Referee).
Dalam sesi ini, hadir sebagai pembicara, Kevin Carpenter seorang ahli dari Genius Sport dan Ariffin Bin Abdullah Ahli dari EVS VAR. VAR menjadi bahan pembahasan menarik untuk hari ini.
PSSI berencana untuk menggunakan VAR untuk kompetisi Liga 1. Untuk itu, federasi membuka diskusi dengan dua ahli tersebut di muka umum, agar pengunjung terbuka dengan teknologi ini. PSSI sendiri telah mengajukan penggunaan VAR kepada FIFA dan prosesnya akan dimulai dengan penyusunan timeline untuk pelatihan dari FIFA bagi para wasit.
“Ide tentang VAR ini muncul agar wasit bisa menggunakan teknologi dengan tepat guna dan mempermudah kerja mereka di lapangan hijau dalam membuat keputusan. Kalau dahulu, secara tradisional, terkadang keputusan wasit bisa menjadi konflik bagi salah satu tim yang merasa dirugikan oleh keputusannya,” kata Ariffin Bin Abdullah.
“Dengan alat ini, wasit bisa membuat keputusan. Jadi apabila dia merasa ragu mengenai keputusannya, sekarang dia bisa menghentikan permainan sesaat, bicara dengan tim, lalu pergi melihat tayangan ulang di layar VAR. Jadi nanti kekalahan suatu tim nantinya murni karena tim tersebut tidak bermain baik, bukan karena wasit salah membuat keputusan. Alat ini juga bisa meningkatkan integritas sepak bola.”
“Saya rasa penggunaan alat ini sangat penting apalagi untuk wilayah Asia Tenggara, terutama kalau Indonesia mau mengadopsinya. Namun, mungkin butuh waktu. Kurang lebih dua hingga tiga tahun lebih,” lanjutnya.
PSSI telah mengajukan penggunaan VAR kepada FIFA dan prosesnya akan dimulai dengan penyusunan timeline untuk pelatihan dari FIFA bagi para wasit.
Metode VAR merupakan metode baru yang pertama kali diimplemantasikan FIFA pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Dalam penerapannya, tidak semua pelanggaran memerlukan bantuan VAR. Kalau wasit merasa pelanggaran yang terjadi sudah dianggap jelas dan yakin dengan keputusan yang diambilnya, VAR tidak diperlukan lagi.
VAR digunakan manakala wasit merasa ada kejanggalan dalam pengambilan keputusannya. Wasit kemudian berkomunikasi melalui sistem cek ke VAR. Setelah itu baru ditampilkan tayangan ulang VAR. Bukan permintaan pemain atau tim, tapi langsung keputusan wasit. (pssi)