Setelah menjuarai Liga Prancis 2016/17, Monaco yang kehilangan Kylian Mbappe ke Paris Saint-Germain musim berikutnya harus menyaksikan klub pesaingnya itu menjadi juara sedangkan mereka menempati peringkat kedua.

Perjalanan Monaco kian sulit ketika pada musim 2018/19 mereka malah bertarung di zona degradasi dan finis di urutan ke-17 hanya punya dua poin bekal bertahan di kasta tertinggi, setelah melewati fase aneh dengan pemecatan Leonardo Jardim digantikan Thierry Henry hanya untuk mempekerjakan Jardim lagi.

Sedangkan dalam musim 2019/20, yang dihentikan lebih awal karena aturan pemerintah Prancis terkait pandemi COVID-19, Monaco hanya berakhir di urutan kesembilan klasemen dengan koleksi 40 poin dan punya nakhoda baru dalam Roberto Moreno sejak akhir Desember 2019.

Kendati perjalanan tak meyakinkan dua musim terakhir itu, Martins bersikap optimistis menanggapi masa depan Monaco dalam wawancaranya dengan harian Portugal, Record.

“Saya pikir kami bisa menjadi juara dalam waktu dekat, tapi itu bukan sebuah obsesi,” kata Martins dalam wawancara itu sebagaimana dilansir laman GFFN.

Martins menyadari apa yang dikatakannya tidak serta merta mudah untuk diwujudkan, tetapi ia menjamin Monaco musim depan akan tampil sama sekali berbeda.

“Beberapa musim terakhir memang tidak mudah. Banyak hal terjadi dan mempengaruhi karier saya juga, tapi saya yakin semuanya akan berbeda musim depan,” katanya.

“Saya menjamin saya akan memberi segenap kemampuan terbaik agar keadaan berbeda,” pungkas Martins.

Martins sendiri saat ini tengah menjalani sanksi larangan tanding enam bulan karena melakukan pelanggaran fisik terhadap wasit dalam pertandingan melawan Nimes.

Sejak dipermanenkan dari Atletico Madrid pada musim panas lalu, Martins sudah mengemas empat gol bagi Monaco dalam 20 penampilan di semua kompetisi.(antara)