[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id- PSSI kembali bekerja sama dengan AFC dan UEFA untuk menggelar Akademi Sekretaris Jenderal atau GS Academy di Indonesia. Program ini merupakan gelombang kedua yang dilaksanakan dengan peserta yang berasal dari asosiasi provinsi PSSI. Memasuki hari kedua, Rabu (28/8) di Hotel Fairmont, Jakarta.
Kegiatan ini diisi dengan pembahasan tiga materi, yaitu Marketing, Branding dan Communication. Materi dibawakan oleh narasumber bernama Kenneth Macleod perwakilan dari UEFA.
Dirinya juga yang menjadi pembicara saat PSSI mengadakan Football Expo 2019 pada acara gelaran Indonesia Sport Expo and Forum (ISEF) atau Forum dan Pameran Olahraga 2019 di JCC Senayan, Jakarta beberapa hari yang lalu.
“Dalam diskusi ini, saya menjelaskan yang harus dilakukan oleh federasi untuk memasarkan dan menjual produk atau layanan untuk menghasilkan pendapatan, serta membentuk imej yang baik di tengah-tengah masyarakat sepak bola,” buka Kenneth.
“Dengan federasi melakukan hal itu, maka dia bisa terus bertahan. Saya rasa Indonesia memiliki pasar bagus, karena didukung oleh sumber daya manusia dan suporter tim nasionalnya yang fanatik,” sambungnya.
“Tentang branding, federasi harus membangun brand image yang kuat. PSSI sebagai federasi sepak bola di Indonesia, saya yakin sudah mempunyai dasar itu. selain itu, Anda harus mendefinisikan brand Anda, tentukan faktor utama yang mendorong bisnis Anda, apa tujuan dan keyakinan Anda? Hal-hal tersebut bisa membantu mendefinisikan emosi positioning (keutamaan) dan karakter dalam mengkomunikasikan brand, bangun hubungan koneksi jangka panjang dengan stakeholders.”
“Buatlah brand yang jujur dan jangan berlebihan memberikan harapan kepada konsumen. Jelaskan perusahaan Anda dan selalu berkomitmen menjalankan nilai-nilai brand setiap hari, Promosikan brand Anda secara konsisten dan berkesinambungan.”
Untuk komunikasi, Kenneth menjelaskan dengan rinci bentuknya seperti apa. Karena dia juga bekerja untuk FA Skotlandia.
“Komunikasi dalam sport marketing membantu federasi meningkatkan reputasi dengan stakeholders kunci dan juga pendekatan dengan fans. Stakeholders sepak bola terdiri dari fans, pelatih, wasit, media, klub, pemerintah, pemain, pemilik stadion, dan pekerja sukarela,” jelasnya.
“Terpenting adalah, Anda harus bisa menguasai nada bicara Anda. Nada bicara bukan sesuatu yang Anda ucapkan, tapi bagaimana Anda akan mengatakan dan cara menyampaikannya yang benar. Nada suara yang baik menentukan kualitas penyampaian tulisan serta kepribadian seseorang atau organisasi. Nada bicara yang baik adalah yang mengedukasi dan informatif. Sementara yang menghibur dan menjual itu sebagai elemen pendukungnya.”
Konsultan UEFA, Steward Regan, mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Potensi tersebut harus dimanfaatkan dimulai dari daerah masing-masing. “Kita tentu tidak ingin terus-terusan melakukan hal yang sama di daerah kalian, kita harus berinovasi untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik,” kata Steward.
“Melalui acara GS Academy ini, selama 5 hari ke depan, kami harap para sekjen dapat belajar hal yang baru dan mengimplementasikan ilmunya serta mengestafetkan apa yang dia dapat di sini ini kepada para staff mereka. Dengan begitu, mereka akan mampu meningkatkan kinerja Asprovnya masing,” tambah Steward.
Selain diskusi, kegiatan ini juga diisi dengan hal-hal seru lainnya, juga dengan mini games yang melibatkan para peserta diskusi serta pemberi materi dari AFC dan UEFA. (pssi)