[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id – Setelah membuat sejarah baru dengan menggelar kursus Pro AFC untuk kali pertamanya pada tahun 2018 lalu, PSSI semakin serius menggelar kursus kepelatihan di sepanjang tahun 2019. PSSI bahkan dipercaya Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) sebagai penyelenggara langsung kursus pelatih B dan A.
Head of Coach Education and Senior Technical Advisor PSSI, Bader Ahmad mengatakan, sejak 1 Januari 2019, AFC sudah tidak mengeluarkan sertifikat lisensi kepelatihan C AFC. Yang itu artinya, PSSI diminta untuk menyelenggarakan kursus yang setara untuk dapat menerbitkan sertifikat lisensi kepelatihan sesuai dengan AFC Coaching Convention, atau peraturan, metode dan panduan pendidikan kepelatihan yang disusun AFC.
Namun, kata Bader, isi dan materi dari kursus tersebut tetap disusun oleh PSSI selaku penyelenggara. Artinya pula, kursus pelatih C AFC akan berubah menjadi kursus C PSSI, dimana peserta akan menerima sertifikat kursus pelatih C PSSI yang setara dengan sertifikat kursus C AFC. Kini, PSSI dipercaya untuk menggelar kursus pelatih B dan A.
Perubahan ini tentu dilatarbelakangi dengan perubahan tren pendidikan kepelatihan di tingkat AFC yang berfokus pada pengembangan sumber daya lokal di masing-masing negara federasi, dari dan untuk negara tersebut.
“Pendidikan kepelatihan di tingkat AFC atau Asia sudah memasuki tren baru. Ini sistem baru di AFC. Jika sebelumnya ketika kita menyelenggarakan kursus, kita meminta instruktur beserta materi yang didatangkan langsung dari pihak AFC, itu artinya tidak ada pengembangan untuk staff lokal yang bisa meningkatkan kualitas lokal untuk jangka panjang, karena selalu mendatangkan dari luar. Kini semua itu berubah. AFC hanya menentukkan poin-poinnya dan kriterianya untuk membangun sistem pendidikan pelatihan yang ideal, namun penyelenggaranya tetap federasi dan PSSI sudah dipercaya untuk melakukannya” ungkap Bader.
Bader menambahkan, terdapat jangka waktu akhir yang ditetapkan AFC bagi federasi untuk menyelenggarakan kursus kepelatihan berdasarkan AFC Coaching Convention, dimana jika negara anggota AFC dalam hal ini PSSI tidak menjalankannya, maka semua kursus yang diajukan sepanjang tahun tidak akan disetujui oleh AFC.
“Tahun ini kami sudah menyiapkan lisensi B untuk 8 instruktur, diikuti dengan kloter kedua instruktur untuk lisensi C dan D. Kita sudah berada di jalur yang tepat dengan menyiapkan instruktur secara bertahap dan mengikuti sistem yang ada. Dengan sistem yang baru, tidak ada lagi D,C,B, A AFC, tetapi D,C,B,A PSSI. AFC hanya di level B Diploma, A Diploma dan Pro Diploma. Tahun depan di bulan Januari akan dilakukan Pro Diploma” lanjutnya
Dengan diberikannya kepercayaan penuh untuk mencetak instruktur dan pelatih di Indonesia, PSSI pun semakin membuka kesempatan untuk para pelatih dan calon instruktur untuk mendapat pendidikan sepakbola secara terstruktur dan rapi. Pada akhirnya, program ini “Ada begitu banyak provinsi di Indonesia, ada begitu banyak pemain berbakat di setiap daerah. Untuk membentuk pemain yang baik, kita butuh pelatih yang baik, untuk membentuk pelatih baik, kita butuh sistem yang baik dan kita sudah menyusun itu secara rapi. Dengan PSSI sebagai penyelenggara, nantinya akan ada instruktur di daerah yang bahkan bisa menyelenggarakan kursus C dan D untuk pelatih di daerahnya. Sistem ini pada akhirnya melibatkan orang-orang Indonesia, dari dan untuk sepakbola Indonesia sendiri” tutupnya. (pssi)