[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-MotoGP Catalunya 2009 masih membekas dalam ingatan Jorge Lorenzo.
Sebelum balapan tersebut, ia masih memuncaki klasemen dengan koleksi 106 poin.
Poin tersebut sama seperti yang dikoleksi rekan setimnya di Fiat Yamaha, Valentino Rossi.
Namun, seusai balapan, Lorenzo harus puas posisinya tergusur oleh The Doctor, julukan Rossi.
Yang lebih menyakitkan, pada balapan yang dihelat di Circuit de Catalunya, 14 Juni 2009, Lorenzo tersalip di tikungan pamungkas saat balapan memasuki putaran terakhir.
Pebalap asal Spanyol itu pun tidak mengira Rossi bisa menyalipnya.
“Bagian dari diri saya tidak menduga manuver tersebut, tetapi bagian yang lain sudah menduga,” ucap Lorenzo, seperti dikutip dari laman Crash.
“Saya terlalu keras kepala untuk menutup ruang, saya sedikit takut dan mengubah gaya balapan saya.”
“Jadi itu sebabnya saya tidak tahu harus berbuat apa dan Rossi mengambil untung dari situasi tersebut,” tutur juara MotoGP 2010, 2012, dan 2015 itu.
Jorge Lorenzo pun belajar banyak dari peristiwa tersebut. Lorenzo juga mengaku, pada saat itu, ia kurang berpengalaman.
“Saya berusia 22 tahun dan tidak memiliki pengalaman seperti yang saya miliki sekarang. Valentino (Rossi) sudah berusia 30 atau hampir 30 tahun dengan banyak pengalaman,” ujar Lorenzo.
“Katakanlah dia selalu lebih baik dan menjadi braker yang handal daripada saya,” tutur Lorenzo.
Hal itu juga yang membuat Lorenzo berupaya untuk meningkatkan cara pengereman saat ia pindah ke Ducati pada 2017.
“Akhirnya, saya meningkatkan dan memahami bagaimana cara mengerem di Ducati.”
“Ketika di Yamaha Rossi lebih pintar dalam pengereman, sementara saya lebih baik di tikungan,” ucap Lorenzo.
Pada akhir musim 2009, Valentino Rossi keluar sebagai juara dunia dengan keunggulan 45 poin atas Jorge Lorenzo.(msn)