[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id– Unggulan keempat tunggal putra Jonatan Christie menganggap pertemuannya dengan pemain Denmark Jan O Jorgensen pada babak 16 besar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis BWF yang berlangsung di St. Jakobshalle Basel, Swiss, tidak akan semudah ketika mereka bertanding di Japan Open bulan lalu.
“Tidak akan semudah yang kemarin karena dia baru main sekali, dan besok ada istirahat sehari. Jadi tidak akan semudah di Jepang,” ujar Jonatan setelah memastikan tempat di babak 16 besar dengan mengalahkan Heo Kwang Hee dari Korea Selatan 21-14, 21-12, Selasa.
Pebulu tangkis Denmark Jan P Jorgensen meraih tempat di babak 16 besar setelah bertanding sekali melawan pemain Indonesia Tommy Sugiarto dengan kemenangan 21-11, 1-15.
Pada putaran pertama, Jorgensen meraih kemenangan tanpa tanding setelah lawannya Brice Leverdez dari Prancis mengundurkan diri.
Rekor pertemuan Jojo dengan Jorgensen adalah imbang 2-2 dengan pertemuan terakhir di Japan Open 2019 bulan lalu dimenangi Jojo dalam dua gim 21-14, 21-14.
Ditanya apa yang disiapkan untuk menghadapi Jorgensen, Jojo hanya mengatakan bahwa setiap pemain mempunyai keistimewaan dan keunikan masing-masing, sehingga tidak bisa dibilang lawan si A lebih enteng, si B lebih berat.
“Siapa yg lebih siap, yang lebih prepare, lebih fokus pada hari H, itu yang membedakan hasil,” katanya.
Tentang kemenangannya yang relatif mudah dari pemain Korsel Heo Kwang Hee terutama pada gim pertama, Jonatan memperkirakan lawannya tegang.
“Gim pertama agak sedikit nervous kalau saya lihat, dari beberapa kali smes saya, saya rasa enggak kencang tapi pengembaliannya tanggung, itu saya rasa juga agak tegang nih, nervous sedikit,” katanya.
“Tapi di babak kedua dia mau coba lawan itu dengan balik lebih menyerang duluan dan di awal awal (saya) agak keteter juga dengan kecepatan dia,” tambahnya.
Jojo yang sebelumnya tidak pernah menang dari pemain Korea itu, mengaku kunci kemenangannya adalah lebih tenang, lebih sabar dan pola serta penempatan bola yang lebih tepat.
“Dia punya serangan yang mematikan juga, pertahanannya juga bagus. Jadi kuncinya lebih tenang, lebih sabar, dan pola dan penempatan bolanya lebih tepat,” pungkasnya. (antara)