MediaSport.id.com – Gelaran Putaran Final Piala Pertiwi 2018 yang digelar pada 24 April-3 Mei 2019 di Sawangan, Depok, tak hanya menjadi ajang bermunculannya para pemain-pemain berbakat di cabang sepakbola wanita, namun menjadi tempat bertugasnya para perangkat pertandingan yakni para wasit yang semuanya adalah wanita.
Sebanyak 16 wasit wanita memimpin semua pertandingan yang digelar, yakni 6 laga babak playoff dan 26 laga pada putaran final Piala Pertiwi 2018. Adapun ke-16 wasit yang bertugas ialah mereka yang juga menjadi perwakilan Asosiasi Provinsi, yakni dari DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, D.I Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Maluku Utara.
Syamsia Arsad, menjadi satu-satunya wasit asal kota Ternate, Maluku Utara yang ikut bertugas pada gelaran Piala Pertiwi ini. Wasit berlisensi C1 Nasional ini ikut menjadi pengadil lapangan dalam berbagai laga yang digelar selama gelaran Piala Pertiwi berlangsung. Memimpin pertandingan sepakbola wanita menjadi pengalaman pertama Syamsia selama berkarir sebagai wasit di lapangan.
“Baru kali ini saya dipercaya untuk memimpin pertandingan wanita dan ini menjadi pengalaman pertama saya ikut ambil adil dalam turnamen wanita, karena sebelumnya saya hanya pernah memimpin pertandingan pria” ungkap Syamsia
Dari segi pengalaman di sepakbola wanita, memang Syamsia berbeda dengan rekan-rekan wasit lain yang sudah pernah ikut ambil andil sebagai pengadil lapangan di gelaran Piala Pertiwi tahun sebelumnya. Namun di kancah sepakbola secara umum, wanita kelahiran Halmahera Barat, 16 Januari 1990 ini sudah pernah memimpin pertandingan di level nasional yakni pada gelaran Liga 1 U 16 pada tahun 2018.
“Saya mengawali karir sebagai wasit di tahun 2017. Saya semakin serius menjalani karir ini dan di tahun 2018, saya ikut seleksi wasit-wasit muda untuk kompetisi elite pro. Saat itu saya lolos dan langsung memimpin Liga 1 U16 di Denpasar, Bali dan Makassar” lanjutnya
Syamsia mengaku sosok almarhum ayahnya menjadi sosok penting bagi dirinya sebelum akhrinya memutuskan untuk terjun ke dunia perwasitan. Meskipun ia sadar dan paham untuk menjadi wasit wanita tidaklah mudah, apalagi mayoritas pekerjaan yang nantinya banyak memimpin pertandingan pria dibandingkan pertandingan wanita.
“Saya memang suka sepakbola dan menjadi wasit memang menjadi hal baru bagi saya. Awalnya saya terjun di dunia atletik sebagai pelari 800 meter putri untuk daerah saya Maluku Utara, tetapi saya merasa tertantang untuk mencoba semua ini, meski berat, tapi sosok almarhum ayah yang membuat saya bangkit dan fokus dengan pekerjaan ini”
Salah satu motivasinya untuk terjun ke dunia perwasitan wanita juga karena dirinya tidak mau dipandang sebelah mata, apalagi pada cabang sepakbola yang identik dengan pria.
“Saya tidak mau dipandang sebelah mata dengan pekerjaan ini. Perempuan juga punya hak untuk memimpin pertandingan, perempuan itu tegas, dan ketika bertugas, kami tidak segan-segan memberikan sanksi jika tidak sesuai dengan regulasi. Tetapi alhamdulilah selama memimpin, pertandingan pria maupun wanita, tidak ada memandang sebelah mata. Mereka menerima dan menghargai keputusan yang saya ambil” ungkapnya
Syamsia menambahkan, keikutsertaannya di Piala Pertiwi ini menjadi pengalaman berharga baginya. Ia pun berharap turnamen bahkan liga untuk sepakbola wanita digulirkan, agar sepakbola wanita sendiri semakin hidup kedepannya.
“Saya harap semoga pesepak bola wanita” di indonesian semakin berjaya lagi dan bisa lebih maju lagi setelah mengikuti kompetisi seperti ini. Semoga turnamen sepakbola wanita bahkan liga juga ada, karena banyak bakat-bakat sepakbola wanita yang tak kalah bagus dengan sepakbola pria” tutupnya