[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Manajer Leicester City Brendan Rodgers, 47 tahun, benar-benar kesal. Terakhir, anak buahnya kalah 0-1 oleh Norwich City.
Tidak hanya karena mereka kalah dari tim degradasi, tapi hilangnya tiga poin ini membuat mereka hanya meraih selusin angka dari 12 pertandingan. Ini sungguh buruk.
Padahal, sebelum Natal, pasukan The Foxes—julukan bagi Leicester City—amat perkasa. Bahkan mereka sempat berada di jalur pacuan juara dengan Liverpool. Manchester City, juara musim lalu, berada di belakang The Foxes.
Selepas Natal, grafik penampilan mereka menurun. Bahkan Leicester tidak berhasil mencetak gol dalam tiga laga terakhir. Rodgers pun harus membangkitkan semangat para pemainnya, sekalipun dengan kata-kata nan pedas.
“Anda memang harus tetap tenang. Tapi pada saatnya perlu juga bertindak keras. Ini adalah olahraga elite,” kata Rodgers. “Anda tidak bisa tenang-tenang saja.”
Kondisi ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. Liga Primer hanya menyisakan sepuluh laga lagi. “Kita lihat kami akan berada di mana kelak. Kami harus menentukannya dari sekarang,” katanya.
Sebenarnya, saat menjalani musim ini, Rodgers hanya dibebani target untuk masuk enam besar. Masuk dalam posisi itu, Leicester bisa main di Liga Europa. Namun tak disangka Leicester terus mencetak kemenangan dalam sepertiga kompetisi musim ini. Mereka menang 11 kali dari 13 laga.
Target pun berubah. Leicester harus tetap berada di posisi empat besar dan bisa bermain di Liga Champions pada musim depan.
Sebenarnya posisi Leicester masih aman. Mereka berada di posisi ketiga dan unggul empat poin dari Chelsea. Tapi, melihat hasil yang diperoleh dalam 12 laga terakhir, wajar saja bila Rodgers khawatir.
Nasib baik memang menjauh dari Leicester, menyusul cederanya dua pemain kunci tim itu. Pertama adalah Jamie Vardy. Di usianya yang sudah 33 tahun, dia masih hebat dengan mencetak 17 gol dalam 18 laga Liga Primer.
Namun, selepas Natal, Vardy mengalami cedera. Masalah pada betis membuat dia absen dalam tiga laga. Lini depan Leicester pun tak lagi hebat seperti sebelumnya. Beruntung, Rodgers masih punya Kelechi Iheanacho.
Pemain yang paling sulit tergantikan adalah Wilfred Ndidi, yang cedera. Gelandang jangkar asal Nigeria itu cedera lutut. Absennya Ndidi karena cedera saat bermain di Piala FA melawan Wigan pada Januari lalu merupakan kerugian besar.
“Saya pikir ini faktor besar,” kata bek tengah Jonny Evans kepada The Athletic. “Tim harus bermain dengan formasi dan strategi yang berbeda.”
Padahal, menurut Evans, strategi permainan sebelum Natal merupakan yang paling cocok bagi Leicester. Kehilangan Vardy dan Ndidi merupakan kerugian besar bagi The Foxes. “Karena permainan mereka, terutama pada paruh musim pertama, teramat luar biasa,” katanya.
Namun Rodgers melihat masalah yang mereka hadapi lebih dari itu. Berkaca pada hasil buruk pada Jumat lalu, Rodgers menunjuk soal mentalitas yang membuat kualitas permainan mereka menurun. “Masalah besar adalah soal mentalitas. Sebelumnya, kami mempertunjukkan teknik dan taktik yang bagus,” katanya.
Dengan adanya masalah mental itu, Rodgers menilai intensitas permainan Leicester menurun. “Ini menjadi tugas saya untuk mengembalikannya,” kata dia.
Rodgers segera bergerak. Dia mengultimatum para pemainnya. Rodgers mengatakan hanya mereka yang punya kepercayaan diri yang bagus yang akan dia mainkan.
Skuad ini pula yang akan diturunkan Rodgers dalam laga melawan Birmingham dalam laga babak kelima Piala FA di King Power, dinihari nanti. Rodgers berharap Leicester mampu mengatasi lawan dan melaju ke babak perempat final.
Birmingham, yang kini bermain di Championship, bukanlah lawan yang mudah. Pasukan asuhan Pep Clotet itu saat ini berada di posisi ke-15, tapi mereka tak terkalahkan dalam 13 laga di semua kompetisi.
Dalam laga ini, Vardy masih belum bisa diturunkan. “Mungkin pada akhir pekan saat melawan Aston Villa, dia bisa main,” katanya.
Namun, satu hal yang melegakan Rodgers adalah Ndidi—yang masuk sebagai pemain cadangan saat kalah oleh Norwich—sudah benar-benar fit untuk dimainkan. “Tentu ini menjadi kabar bagus bagi kami,” katanya.
Rodgers berharap laga ini menjadi titik balik kembali Leicester ke kondisi mereka semula.(msn)