MediaSport.id -Ketika Ander Herrera dan istrinya Isabel Colado menghadiri pesta ulang tahun ke-28 Neymar di Iavish Studio di Paris pada 2 Februari lalu, mereka terkejut ketika mengetahui fakta lantai atas dikhususkan untuk tamu pasangan, sementara di bawah untuk single.
“Tentu saja istri saya tidak akan mengizinkan saya untuk pergi ke kamar mandi atau turun ke bawah,” kelakar bintang Spanyol ini saat diwawancara La Resistencia.
“Kenyataannya adalah, ketika Neymar punya acara, dia melakukan itu untuk bersenang-senang.”
Begitulah Neymar, dia melakukan apa yang dia suka lakukan.
Ketika dia merasa harus keluar dari bayang-bayang Lionel Messi untuk memburu Ballon d’Or, dia mengambil keputusan besar dengan meninggalkan Barcelona pada 2017.
Sebaliknya, jika dia merasa perlu kembali ke Camp Nou, dia akan berusaha keras mewujudkannya.
Pekan lalu muncul kabar yang menyebutkan Neymar harus membayar €6,7 juta pada Barcelona dan cerita ini tidak akan mengubah apapun.
Neymar masih bisa melakukan banding terhadap keputusan tersebut dan menjadi sebuah hal yang wajar mengingat justru dia yang meminta penyelidikan legal karena meyakini Blaugrana masih berutang bonus senilai €43,6 juta.
Kasus itu belum akan berakhir, tetapi begitu juga dengan salah satu saga transfer besar di sejarah sepakbola modern.
Jika ada yang berpikir konflik antara Neymar dan Barcelona akan mengakhiri peluang kembalinya sang bintang ke Camp Nou, maka mereka belum sepenuhnya memahami bagaimana hubungan ‘aneh’ sang bintang dengan klub.
Hanya karena Barcelona dan Neymar bercerai, bukan berarti mereka tidak bisa hidup bersama lagi. Ya, seperti itu kiasannya. Hubungan mereka rusak, bukan kisah cinta ideal, malah lebih terasa bagaikan pernikahan dari neraka.
Kedatangan Neymar ke Camp Nou memunculkan kegembiraan luar biasa di antara loyalis Barca, tetapi di level direksi menghadirkan kisruh. Sandro Rossel mundur sebagai presiden klub pada 2014 karena adanya investigasi transfer sang bintang dari Santos.
Di atas lapangan, Neymar adalah bagian dari trio serangan paling mematikan sepanjang sejarah sepakbola bersama Lionel Messi dan Luis Suarez. Ketiga bintang Amerika Latin tersebut melambungkan Barca dan meraih treble pada 2015.
Ketiganya masih berkawan dengan baik dan reuni adalah opsi menggiurkan. Dan sejatinya Barca memang telah mencoba mewujudkan itu pada musim panas tahun lalu namun gagal. Kegagalan itu juga yang membuat hubungan Messi dan presiden Barca Josep Mario Bartomeu merenggang.
Banyak fans akan menyambut kembalinya Neymar. Faktanya, pada Agustus tahun lalu ketika Barca kalah dari Athletic Club, fans berkumpul di luar hotel Barca di Bilbao dan ketika Bartomeu datang mereka berteriak: “Neymar! Neymar! Neymar!”
Ini dukungan istimewa dari fans terhadap pemain yang meninggalkan Barca ditambah telah melayangkan tuntutan hukum terhadap klub.
Neymar selalu menarik masalah. Memang seperti itu. Pada 2015 Johan Cruyff pernah mengatakan: “Neymar selalu berada di tengah-tengah badai karena hal-hal di luar sepakbola.”
Tetapi Bartomeu, seperti halnya kebanyakan fans Barca, masih punya ikatan dengan superstar sepakbola Brasil itu.
Dari sudut pandang olahraga akan menjadi mudah ditemukan alasannya. Neymar masih berstatus bakat sepakbola terbaik saat ini. Pemain dengan kemampuan natural yang mungkin lebih hebat dari Messi sekalipun.
“Setelah melihat Neymar secara seksama, ketika dia dalam kondisi terbaik di Barcelona, dia punya kemampuan melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan Messi,” tutur penulis sepakbola Spanyol Andy West kepada Goal.
“Tetapi Neymar punya sederet hal lain yang ingin dilakukan. Dia tidak punya komitmen sekuat Messi.”
“Bisa dikatakan, karier sepakbola Neymar adalah kendaraan mewah untuk karier komersialnya. Jadi Neymar tidak akan pernah bisa mempertahankan aksi brilian seperti Messi.”
Dengan segala kondisi dan situasi Neymar, jutaan fans dan Messi masih berharap sang bintang kembali ke Barca. Mereka belum lupa kegembiraan yang dihadirkan oleh sang bintang di atas lapangan. Mereka tidak peduli dengan urusan pengadilan.
Apakah Barca secara finansial mampu mewujudkan transfer? Tentu saja tidak. Tetapi ini bukan soal uang, ini lebih ke sisi emosional.
Barca terluka ketika Neymar pergi, mereka belum bisa melupakannya, namun lagi, begitu juga dengan sang pemain. Tengok saja kasus di pengadilan yang sedang berlangsung.
Ketika Neymar telah mengamankan transfer yang menjadi rekor dunia ke PSG, dia bisa saja melupakan urusan di belakang. Namun dia malah meminta sejumlah bonus yang tertera di kontrak yang sebenarnya telah ditinggalkannya.
Meskipun dengan segala langkah legal yang telah ditempuh, Neymar tidak pernah berhenti menjajaki kemungkinan ‘selingkuh’ ke Camp Nou.
Ketika mendapat pertanyaan momen favorit sepakbola pada tahun lalu, dia menyebut kemenangan Barcelona atas PSG pada 2017: “Saya tidak pernah merasakan hal seperti itu.”
Ironisnya, pertandingan itu juga yang menjadi awal kepergiannya dari Camp Nou. Neymar dikabarkan kecewa karena Messi lebih mendominasi halaman depan surat kabar padahal dirinya punya peran besar dalam kebangkitan tim.
Kurang dari enam bulan setelah malam epik di Camp Nou, dia benar-benar pergi. Dia meyakini, lebih baik sendiri.
Kisah selanjutnya Neymar tidak berjalan sesuai rencana. Dia sering diganggu cedera sejak menginjakkan kaki di ibu kota Prancis dan belum mengangkat trofi Ballon d’Or.
Seperti Barca, dia juga belum menyandang gelar Liga Champions sejak 2015. Neymar selalu bersikeras bahagia di PSG, sementara Bartomeu malah mengklaim telah menemukan pengganti yang tepat pada diri Ousmane Dembele.
Episode di atas memperlihatkan jika kedua kubu seolah-olah merasa senang setelah perceraian terjadi padahal mereka sama-sama saling merindu.
Kasus yang sekarang bergulir di pengadilan hanyalah ekspresi sebaliknya dari sebuah obsesi satu sama lain.
Drama Neymar dan Barcelona dipastikan berlanjut dan kemungkinan besar tidak akan berhenti sehingga mereka benar-benar bersatu kembali. (msn)