[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Pembelian Newcastle United oleh konsorsium yang dipimpin oleh Putra Mahkora Kerajaan Arab Sausi, Muhammad bin Salman, dikabarkan terancam gagal. Otoritas Liga Inggris disebut tak akan menyetujui proses pembelian tersebut karena masalah pembajakan hak siar.
Media Inggris The Sun menyebutkan bahwa otoritas Liga Inggris (PL) pada Februari lalu sempat mengirimkan surat kepada kantor perwakilan perdagangan Amerika Serikat (USTR) soal pembajakan hak siar oleh perusahaan asal Arab Saudi, beoutQ. Mereka menilai pembajakan tersebut bisa mengakibatkan menurunnya pendapatan mereka dari hak siar.
Dalam suratnya, otoritas Liga Inggris meminta Amerika Serikat untuk memasukkan Arab Saudi ke dalam daftar prioritas pengawasan mereka.
“Kami meminta USTR mempertahankan posisi Arab Saudi dalam daftar pengawasan prioritas,” begitu bunyi surat otoritas Liga Inggris kepada USTR.
“Sebagian besar pendapatan Liga Primer didapatkan dari penjualan secara eksklusif hak siar audio-visual. Skala pembajakan yang terjadi di Arab Saudi seperti yang tercantum dalam detail di bawah, terus mendatangkan resiko besar terhadap pendapatan kami.”
“Hal ini tentu saja mengancam kemampuan Liga Primer untuk terus berinvestasi dan berkontribusi terhadap kualitas kompetisi, terhadap olahraga secara umum, proyek komunitas dan ekonomi global secara lebih luas.”
Otoritas Liga Inggris menyatakan bahwa mereka dan pemilik hak siar yang sah pernah mencoba menempuh jalur hukum terkait pembajakan tersebut. Namun upaya mereka gagal karena sejumlah pengacara yang mereka kontak di Arab Saudi tak bersedia mewakili mereka.
Selain itu, mereka juga melihat adanya pembiaran oleh pemerintah Arab Saudi terkait pembajakan hak siar itu. Meskipun beoutQ disebut telah berhenti beroperasi, namun kenyataannya otoritas Liga Inggris masih menemukan banyak pembajakan di Arab Saudi.
USTR telah membalas surat dari otoritas Liga Inggris tersebut. Mereka menyatakan akan tetap memasukkan Arab Saudi ke dapam daftar prioritas pengawasan mereka. Dalam suratnya, mereka juga menyatakan telah memberikan peringatan kepada Arab Saudi untuk menindak tegas masalah pembajakan tersebut.
Sebelumnya beIN Sports, pemegang hak siar terbesar Liga Inggris, mengajukan protes terkait pembelian Newcastle United oleh Muhammad bin Salman. Mereka mengingatkan otoritas Liga Inggris terhadap bahaya pembajakan siaran langsung yang selama ini terjadi di negara tersebut.
Selain masalah pembajakan hak siar, pengalihan kepemilikan tersebut juga terancam oleh isu Hak Asasi Manusia. Amnesty Internasional Inggris meminta pembelian Newcastle United itu dibatalkan karena sejumlah tudingan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Muhammad bin Salman.(msn)