[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Bos Liverpool, Jurgen Klopp mengungkapkan akan menjatuhkan denda kepada setiap pemain yang terlambat online di Zoom, sembari menegaskan sesi latihan secara virtual sama pentingnya dengan yang normal.
Dengan kampanye Liga Primer musim 2019/20 yang terhenti tanpa batas waktu akibat pandemi virus corona, semua pemain dan staf dari klub-klub di Inggris menemukan metode lain demi terus menjalankan sesi latihan, meski secara individu, di tengah masa karantina COVID-19.
Inggris menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak virus corona di Eropa, terdapat 88.621 kasus dan angka kematian yang mencapai 11.329 sejauh ini.
Awalnya, kompetisi ditargetkan kembali bergulir pada 30 April, namun rencana tersebut digugurkan dan bahkan ada wacana untuk membatalkan kampanye musim ini apabila wabah virus tidak kunjung mereda dalam waktu dekat.
Di saat situasi yang tidak menentu, Klopp tetap bertekad menjaga moral pasukannya tetap tinggi dengan menjadwalkan sesi latihan secara virtual dan memberlakukan aturan tegas agar tidak ada pelanggaran yang terjadi.
“Beberapa orang mungkin berkata ini seperti pertemuan normal atau sesi latihan biasa yang kita miliki! Tapi tidak seperti itu. Saya juga menyukainya,” kata manajer asal Jerman itu melalui laman resmi klub.
“Ketika kami memulai latihan pada pukul 10, obrolan dimulai [di Zoom] pada pukul 9.30 dan hampir semua orang masuk dan siap. Terutama dalam beberapa hari pertama, mereka semua hadir lebih awal dalam obrolan, jadi benar-benar kacau.”
“Mereka yang bergabung belakangan sudah paham konsekuensinya. Jadi, penting bagi mereka tetap bergabung tepat waktu [jika tak bisa lebih cepat], karena terlambat dalam sesi Zoom berarti Anda harus membayar [denda]!”
“Ini hal terbaik dari memiliki situasi seperti itu pada 2020, kami memiliki keuntungan teknologi. Bayangkan jika terjadi pada era 80-an atau sejenisnya, bisa benar-benar gila.”
“Bukan cuma sepak bola, tetapi berbagai cara kita melakukan kontak sosial dan interaksi saat ini. Itu perbedaan besarnya.” (msn)