[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id -Terdapat tiga fakta menarik dari gol Kai Kavertz pada babak pertama final Liga Champions yang mempertemukan Manchester City vs Chelsea.
Laga final Liga Champions Man City vs Chelsea dihelat di Estadio do Dragao pada Sabtu (29/5/2021) atau Minggu dini hari WIB.
Chelsea untuk sementara berhasil unggul 1-0 berkat gol Kai Havertz pada menit ke-43.
Menerima umpan terobosan Mason Mount dari tengah lapagan, Kai Havertz berhasil lolos dari jebakan offside.
Kai Havertz kemudian melakukan akselerasi hingga berhasil melewati kiper Manchester City, Ederson Moraes.
Peluang itu kemudian diselesaikan Kai Havertz dengan tendangan mendatar kaki kiri.
Terdapat tiga fakta menarik di balik gol Kai Havertz kali ini.
Pertama, Kai Havertz menjadi pemain termuda kedua asal Jerman yang berhasil mencetak gol pada final Liga Champions.
Pada laga final Liga Champions kali ini, Kai Havertz berusia 21 tahun 352 hari.
Adapun pemain termuda Jerman yang berhasil mencetak gol di final Liga Champions adalah legenda Borussia Dortmund, Lars Ricken.
Rekor itu diciptakan Lars Ricken pada final Liga Champions 1977 melawan Juventus. Lars Ricken kala itu masih berusia 20 tahun 322 hari.
Kedua, ini adalah gol pertama Kai Havertz di Liga Champions.
Kai Havertz membutuhkan waktu 20 pertandingan (12 bersama Chelsea, 8 dengan Bayer Leverkusen) untuk membuka keran golnya di Liga Champions.
Baca juga: Link Live Streaming Man City Vs Chelsea, Kickoff 02.00 WIB
Ketiga, Kai Havertz mengikuti jejak Ilkay Guendogan yang juga mencetak gol pertamanya di Liga Champions pada laga final.
Hal itu dilakukan Ilkay Guendogan ketika masih membela Borussia Dortmund pada laga final Liga Champions 2013 melawan Bayern Muenchen.
Fakta ini menjadi menarik karena Ilkay Guendogan menjadi lawan Kai Havertz di final Liga Champions musim ini.