[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id -Mantan bek timnas Argentina, Fernando Caceres, membuat candaan soal cara menjatuhkan Lionel Messi di setiap pertandingan.
Lionel Messi bisa dibilang menjadi pemain yang paling dihindari bek lawan karena memiliki skill individu di atas rata-rata pemain.
Selain itu, hampir di setiap pertandingan, aksi menggiring bola Lionel Messi mustahil untuk dibendung hanya dengan tekel ringan.
Bahkan, pemain lawan sampai bersusah payah menghalalkan segala cara agar bisa menjatuhkan peraih 6 Ballon d’Or itu.
Salah satu contohnya terjadi dalam laga Liga Spanyol antara Barcelona melawan Leganes di Stadion Camp Nou, Selasa (16/6/2020) dini hari WIB.
Bek Leganes, Unai Bustinza, secara terang-terangan menghentikan aksi Messi dengan cara seperti pemain rugbi menghentikan lawannya.
Bustinza, yang kalah cepat, memutuskan untuk terbang dan merangkul pinggang La Pulga dengan kedua tangannya.
Pada akhirnya, sang megabintang jatuh dan aksinya terhenti, tapi Bustinza mesti mengantongi kartu kuning akibat tindakannya itu.
Kesulitan untuk menghentikan permainan peraih enam kali Ballon d’Or itu juga diakui oleh mantan bek timnas Argentina, Fernando Caceres.
Kendati tak pernah memiliki kesempatan untuk menghadapi Messi, Caceres menduga bahwa rekan senegaranya itu merupakan tantangan yang berat.
Eks pemain Valencia ini bahkan merasa beruntung karena tak pernah melawan Messi selama kariernya.
“Untungnya saya tidak pernah menghadapi Messi,” kata Ceceres dalam wawancara di kanal YouTube Idolos, seperti BolaSport kutip dari Marca.
“Namun, saya kira saya akan kesulitan untuk berurusan dengan hal-hal yang bisa dia lakukan dengan bola.”
“Ketika Leo berlari ke arah Anda, apa yang akan Anda lakukan? Anda tidak tahu, jadi Anda harus menendangnya, itu satu-satunya solusi yang Anda miliki,” ucapnya menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Caceres juga merasa kesulitan dalam membandingkan Messi dengan Diego Maradona.
Dia sendiri sempat menjadi rekan setim Maradona selama kariernya di timnas Argentina yang dimulai pada tahun 1992 hingga 1997.
“Sangat sulit untuk memilih yang terbaik di antara keduanya, sebab waktunya berbeda, begitu juga dengan sepak bola,” tutur peraih juara Copa America 1992-1993 ini mengakhiri.(msn)