[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Ada klub di lanskap sepakbola modern yang akan sangat dicintai. Apapun tim yang Anda dukung.
Sementara selalu ada fans yang membenci dengan berbagai cara, walaupun karena hal sepele, yang berusaha untuk mengabaikan keberhasilan tim yang mereka anggap antagonis.
Atalanta menjadi buktinya, mereka dapat merebut hati sebagian besar penikmat sepakbola Italia, dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum mencuri perhatian pada musim 2019/20. Kini, mereka mulai disegani di Eropa berkat gaya permainannya yang menggetarkan.
Skuad utama mereka berkembang pesat. Di samping itu, ada proyek yang barangkali bakal lebih mengesankan yang kini tengah menggelegak di bawah permukaan Bergamo. Padahal sebelumnya, terbilang bukan tim yang “hobi” menghasilkan pemain muda terbaik di Italia.
Musim lalu, tim Primavera alias U-19 mereka, sukses menjuarai kompetisi nasional untuk kali pertama dalam 21 tahun. Bintang tim itu, playmaker Dejan Kulusevski, digaet Juventus senilai €35 juta pada bursa Januari 2020.
Sebelum penangguhan kompetisi imbas pandemi virus corona, Atalanta Muda tertunda untuk meraih gelar beruntun. La Dea menempati puncak klasemen sementara Primavera 1 dengan satu pertandingan di tangan. Mereka unggul tiga poin dari pesaing terdekat dan hanya kalah sekali sepanjang musim.
Para pemain seperti: Roberto Piccoli, Alessandro Cortinovis, dan Caleb Okoli, telah membuktikan bahwa mereka pantas berada di tim utama. Tetapi, ada satu pemain yang mampu menarik minat secara luas.
Amad Traore sudah mencatatkan sejarah di Serie A Italia.
Setelah masuk dari bangku cadangan untuk melakoni debutnya di Atalanta pada 13 menit terakhir dalam laga kontra Udinese, Oktober 2019.
Pada laga tersebut, Amad menerima bola sekitar 36 meter dari gawang sebelum merangsek ke depan dan melepaskan tembakan dari tepi area penalti untuk menyegel kemenangan menakjubkan dengan skor 7-1!
Dengan gol itu, Amad memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda Serie A pada usia 17 tahun dan 109 hari. Pemain asal Pantai Gading itu sekaligus menjadi pemain pertama yang lahir pada 2002 ke atas yang mampu membobol gawang tim Serie A.
“Saya tidak tahu harus bilang apa. Saya bisa menampar diri saya sendiri. Saya tidak sedang bermimpi,” ucap Amad kepada situs web klub setelah pertandingan.
“Selama pertandingan, saya berdoa untuk dimainkan.”
“Saya berkata pada diri bahwa saya memilih pekerjaan ini, jadi mengapa saya harus takut? Saya harus berterima kasih kepada pelatih atas kepercayaannya dan juga kepada diri saya sendiri karena telah membayar kepercayaan tersebut,” tambahnya.
Awal eksplosivitas Amad menuju karier profesionalnya mengakhiri babak kehidupannya yang dimulai di kota terbesar di Pantai Gading, Abidjan. Ia pindah ke Italia ketika masih sangat muda.
Ayahnya tetap tinggal di tanah kelahirannya untuk mengurus sekolah sepakbola, meninggalkan Amad dan saudara lelakinya Hamed Junior untuk tumbuh di bawah pengawasan ibu mereka di kota kecil Bibbiano, di wilayah utara Emilia-Romagna.
Traore bersaudara kecanduan sepakbola dan buru-buru mendaftarkan diri untuk bermain di klub amatir lokal, Boca Barco. Kemiskinan memaksa mereka datang ke sesi latihan pertama tanpa alas kaki.
“Mereka datang ke sini dengan sedikit pakaian,” kenang Enzo Guerri, editor surat kabar lokal Gazzetta di Reggio.
Begitu dia benar-benar menggunakan kostum, Amad dengan cepat mulai membuat dampak di lapangan. Pada turnamen Natal tahun 2014, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik kompetisi, setelah menyelesaikan turnamen sebagai topskor dengan 12 gol, meskipun tercatat sebagai pemain termuda yang ambil bagian.
Mantan kiper AC Milan dan Napoli, Giovanni Galli, yang mengenal penjaga Traore bersaudara, memantau dan menawarkan kesempatan keduanya untuk berlatih bersama Lucchese, tim Serie D, tempat ia melatih kala itu.
“Seorang teman yang pernah melakukan perjalanan dengan saya memberi tahu saya tentang mereka,” ungkap Galli.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka baik, jadi saya membawa mereka selama dua hari ke Lucchese.”
“Setelah sesi latihan pertama, saya mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak perlu berlama-lama di Lucchese. Keduanya unggul. Mereka membuat para pemain yang lebih tua menjadi gila. Jadi, saya menelepon rekan lainnya,” pungkasnya.
Panggilan telepon itu membuat Hamed Junior mendapatkan tempat di akademi Empoli, dan musim lalu ia menikmati musim perdana di Serie A sebelum bergabung dengan Sassuolo. Kini, ia terus berkembang.
Sementara Amad, melakukan trial dengan Juventus, Milan dan Inter Milan sebelum pencari bakat terkenal, Mino Favini, membawanya ke Bergamo.
Meski baru berusia 13 tahun ketika bergabung dengan Atalanta, Traore segera dipromosikan ke tim U-15 dan membantu mereka mengklaim Scudetto pada musim pertamanya. Ia terus bermain di atas kelompok usianya dan, pada usia 16, menjadi bagian dari tim yang memenangkan gelar Primavera pada 2019.
Penampilannya di tim muda membuatnya mendapat tempat di skuad senior Gian Piero Gasperini dalam pemusatan latihan pra-musim.
Setelah diberi kesempatan beberapa menit dalam berbagai pertandingan persahabatan, ia meninggalkan cukup banyak kesan untuk tetap menjadi bagian dari tim utama sebelum debutnya yang menjadi berita utama saat melawan Udinese.
“Dia bermain seperti Messi,” canda kapten Atalanta Papu Gomez ketika ditanya tentang Amad, yang mengaku terinspirasi Messi.
“Untuk menghentikannya dalam latihan, kita harus menendangnya!,” tambahnya.
Beberapa pemain akan berpuas diri setelah meraih momen seperti itu, tetapi tidak untuk Amad. Keesokan harinya dia bersikeras untuk bermain di Piala Super Primavera melawan Fiorentina. Keinginan itu terkabul saat ia menyumbangkan assist untuk dua gol dalam kemenangan timnya dengan skor 2-1.
Amad telah diturunkan dalam dua laga Serie A sejak laga debutnya, meskipun dia mulai rutin masuk skuad dan menjadi pemain cadangan. Ya, Gasperini tentu masih enggan membuat perubahan besar pada timnya selama periode paling sukses dalam sejarah mereka ini.
Akibatnya, Traore—yang bermain sebagai pemain No.10 pada masa mudanya sebelum diplot sebagai winger—lebih banyak berkembang bersama tim U-19. Ia mencetak tujuh gol dan 11 assist dalam 24 laga musim ini.
Performa gemilang Amad membuatnya mulai dikaitkan dengan Manchester United, Arsenal, Juventus dan Manchester City. Klub terakhir terhitung hafal setelah sang pemain tampil cemerlang dalam dua pertemuan di UEFA Youth League musim 2019/20.
Terlepas dari minat beberapa klub megah tersebut, langkah Amad Traore selanjutnya adalah tampil reguler di Serie A. Di sisi lain, ia juga segera memenuhi syarat untuk mewakili Italia di tingkat internasional saat memperoleh status kewarganegaraan yang tengah dalam proses.
Dari situ, tampaknya hanya langit yang akan menjadi batas pemuda 17 tahun itu, yang sedang memimpin generasi emas dari bakat yang muncul dari klub favorit penonton netral di Italia.(msn)