[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Tim Mobile Legends EVOS masih menjadi pembicaraan di scene esports. Hal ini terjadi karena EVOS Legends dari Indonesia baru saja mengangkat gelar MPL season 4 kemudian Piala Dunia MLBB (M1).
Ya, saat ini mereka bisa dibilang sebagai tim Mobile Legends terbaik di dunia. Wannn, Rekt, Oura, Donkey, dan Luminaire memperlihatkan permainan dan mental luar biasa pada dua turnamen di atas.
Comeback epik dibuat EVOS di grandfinal M1. Jika pada grandfinal MPL mereka bisa menang meyakinkan 3-1 atas RRQ, di M1 ceritanya berbeda.
RRQ tampil lebih garang bahkan sempat unggul 3-1 dari EVOS. Beruntung bagi EVOS, sistem best of 7 yang dimainkan di sana. Napas mereka pun diperpanjang dan akhirnya comeback 4-3.
Meski begitu pasti ada cerita di balik itu. Tertinggal 1-3 jelas bukan hal yang menyenangkan, membalikkannya menjadi 4-3 akan lebih sulit lagi.
ONE Esports secara eksklusif mendapat cerita di balik kemenangan EVOS dari sang pelatih langsung, Bjorn “Zeys” Ong.
“Kami tak bisa memungkiri bahwa ada tekanan di sana, walau kami memang sering bilang tidak ada. Nilai terpenting yang sangat membantu di situasi seperti itu adalah bekerja sama sebagai satu keluarga. Tim ini benar-benar bisa menyatu,” ungkap Zeys.
“Pada game pertama yang sangat panas, ada setup berbeda. Hal itu membuat kami membuat keputusan berdasarkan emosional.”
“Saya sadar jika tak ada yang diubah (saat tertinggal 1-3), kami akan langsung kalah. Saya harus mengambil peran dan mengeksekusi skenario yang sudah kami lakukan saat latihan. Para pemain percaya dengan saya dan mereka memang harus percaya sepenuhnya di kondisi seperti itu,” tutur dia.
Pelatih asal Singapura itu juga tak memungkiri bahwa faktor kelelahan dari RRQ juga membantu kemenangan EVOS. Sebelum grandfinal, RRQ memang masih harus main di final lower bracket melawan Todak.
“Mereka lelah mental dan fisik. Kami sadar bisa memanfaatkan kelelahan mereka. Itu sudah menjadi rencana kami di awal jika keadaan tertinggal 1-3. Ketika draft benar-benar sesuai dengan kalkulasi kami, kami sadar bisa mengeksekusi game sesuai rencana,” tutup dia. (oneesports)