[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Gelandang Arsenal, Mesut Oezil pernah jatuh hati kepada Barcelona saat masih ditangani Pep Guardiola. Dia memimpikan bisa menjadi bagian dalam tim yang mana setika itu menjadi yang paling mengerikan di dunia.
Barcelona saat di bawah kendali Guardiola memang sulit ditaklukkan. Di level domestik, maupun kancah Eropa, Barca merupakan rajanya.
Pada masa debut Guardiola musim 2008/09, Barcelona menyapu bersih semua trofi yang tersedia di tahun tersebut. Gelar-gelar itu yakni La Liga Spanyol, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan ditutup oleh Piala Dunia Antarklub.
Total, sepanjang ditangani Guardiola pada 2008-2012, Barcelona meraup 14 gelar, di antaranya 3 gelar LaLiga, 2 trofi Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, dan 2 Piala Dunia Antarklub.
Pada masa-masa kerajaan Guardiola di Barcelona itu, Oezil juga sedang menjadi buruan klub-klub top Eropa. Sebab, Oezil tampil gemilang di Piala Dunia 2010 bersama Timnas Jerman. Memang, Oezil hanya membawa negaranya menempati peringkat ketiga, tapi perannya sangat terasa. Oezil mencatatkan satu gol dan tiga assist.
Ozeil menceritakan, selepas Piala Dunia 2010, banyak tawaran yang masuk kepadanya. Tak terkecuali Barcelona. Namun, pendekatan yang dilakukan Barcelona menurutnya kurang serius. Alhasil, Oezil merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Oezil pun akhirnya memilih Madrid. Saat itu, pelatih Madrid, Jose Mourinho sangat serius mendekatinya.
“Setelah Piala Dunia 2010, Real Madrid, Barcelona, ??Arsenal, Bayern Munich dan Manchester United menginginkan saya. Favorit saya adalah Barcelona: Saya tidak pernah melihat tim bermain seindah mereka. Saya pikir saya akan menandatangani kontrak dengan Barcelona, ??tetapi sepertinya Guardiola benar-benar tidak menginginkan saya,” kata Oezil, dikutip Marca.
“Ketidakhadirannya membuat saya curiga – mereka mengatakan dia sedang berlibur. Mourinho sangat meyakinkan, ramah dan ngotot. Dia benar-benar kebalikan dari pelatih Barcelona. Jadi, saya memutuskan untuk pergi bersama Jose Mourinho dan Real Madrid,” sambung pemain 31 tahun tersebut.
Akhirnya, Oezil bergabung dengan Madrid pada 2010 dari Werder Bremen. Namun, kebersamannya dengan Los Blancos hanya berjalan selama tiga musim. Pada 2013, Oezil hengkang ke Arsenal.
Selama memperkuat Madrid, Oezil mampu meraih gelar LaLiga 2011–12, Copa del Rey 2010-2011, dan Piala Super Spanyol 2012.
Selain itu, Oezil mencatatkan 158 penampilan bersama Madrid di semua kompetisi. Dia sukses mencetak 27 gol dan 80 assist. (msn)