[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id – Jika kebanyakan derby merupakan penanda rivalitas, maka duel AS vs Napoli yang dikenal sebagai Derby del Sole pada awalnya adalah simbol keharmonisan. Bahkan, Si Serigala (I Lupi) AS Roma dan Partenopei Napoli sempat disebut kesebelasan kembar karena keakraban yang terjalin di antara keduanya.
Derby del Sole pertama kali diadakan pada 1929. Selain dikenal sebagai derby Del Sole atau derby matahari (derby of the sun), duel AS Roma vs Napoli juga dikenal dengan nama lain seperti Derby del Sud atau Derby Selatan (South Derby), Derby Perselisihan (Derby of the Discord), atau Derby Ketertiban Umum (Derby of the public order).
Konflik Regional dan Diskriminasi Teritorial Italia
Semenanjung Italia secara geografis terletak di Eropa Selatan, sedangkan Italia Utara dapat ditempatkan sebagian atau seluruhnya di Eropa Tengah. Karena alasan budaya, politik dan sejarah, Italia adalah negara di Eropa Barat.
Masyarakat Italia utara dengan selatan memiliki konflik dan tingkat kebencian sangat tinggi. Hal ini merupakan dampak dari pengabaian pemerintah yang lebih sering menggelontorkan uang untuk menargetkan kemajuan di wilayah utara ketimbang selatan. Maka, dalam hal kemajuan kota dan ekonomi, selatan lebih banyak tertinggal ketimbang daerah-daerah metropolis utara.
Italia Utara (Nord) ditinjau dari masyarakatnya dikenal sebagi masyarakat yang mempunyai industri lebih maju. Pada umumnya mereka berbahasa Italia tetapi memiliki ”logat” seperti Perancis dan Jerman dengan kota Milano sebagai barometer kota utamanya. Prospek ekonomi di Utara memang lebih menjanjikan dan dinamis. Perkembangan industri yang pesat selama lebih kurang 50 tahun menjadikan Italia menjadi salah satu tujuh dari negara yang makmur di dunia sedangkan di kawasan yang dijuluki sebagai daerah segitiga industri di Utara yang meliputi Torino, Milan,o dan Genova menjadi kawasan yang paling makmur di seluruh Italia.
Sebaliknya di Selatan (Meridionale) masyarakatnya cenderung kebalikannya. Secara harfiah daerah ini dikenal sebagai il mezzogiorno (tengah hari) — istilah yang diperkenalkan oleh pemersatu Italia, Giuseppe Garibaldi setelah unifikasi Italia pada tahun 1861. Meskipun istilah ini cenderung mempunyai konotasi negatif seperti kemiskinan, buta huruf, kriminalitas yang kemudian menjadi stereotipe masyarakat Italia Selatan hingga kini. Wilayah ini antara lain meliputi selatan Regione Lazio (Roma) ke arah semenanjung Italia bagian selatan (Abruzzo, Campania, Basilicata, Molise, Calabria, Puglia) termasuk Pulau Silicia dan Sardegna (Sardinia). Kota Napoli menjadi sentral sebagai kota besar yang mewakili kondisi masyarakat Italia di Selatan. Dalam kehidupan sehari-harinya masyarakat di Selatan ini dikatakan sebagai salah satu kawasan yang terbelakang ekonominya di Eropa.
Ditinjau dari keadaan historisnya, Italia Selatan Il Mezzogiorno sebenarnya merupakan wilayah yang makmur. Secara politik juga sangat berpengaruh dan pernah menjadi kawasan yang sejahtera, khususnya pada jaman kekuasaan Kerajaan Sicilia (sebelum Jaman Renaissance). Wilayah Selatan secara historis juga pernah menjadi koloni dari berbagai bangsa seperti Yunani, Romawi Kuno, Arab, Byzantium, Jerman, Normandia, Spanyol dan Austria pada masa sejarah sebelumnya.
Kemunduran ekonomi di Selatan ini menurut sementara pihak dikarenakan kurangnya perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Italia, mengingat daerah ini lebih banyak memunculkan permasalahan seperti masalah kejahatan terorganisasi (mafia) serta arah kebijakan pemerintah lebih melihat ke Utara sebagai lahan yang lebih subur untuk industri dan investasi. Beberapa kendala yang manjadi hambatan terhadap permasalahan di Italia Selatan antara lain disebabkan bahwa lahan pertanian di Selatan cenderung mempunyai landscape yang berbukit-bukit dan kurang subur (tandus); curah hujan yang tinggi pada musim hujan dan kering pada musim panas; masih banyak memanfaatkan sistem pertanian yang masih tradisional dan masih memanfaatkan tenaga binatang untuk pertanian dibandingkan dengan pemanfaatan mesin; kurangnya prasarana transportasi; minimnya sumber daya alam; minimnya pemanfaatan dana, serta terbatasnya dukungan skill yang memadai
Keadaan seperti ini menyebabkan banyak dari para petani di Selatan hidup dalam keadaan pas-pasan. Ironisnya dalam kenyataannya masyarakat Italia di Selatan banyak yang beremigrasi ke Utara untuk bekerja disektor sektor industri di daerah segitiga industri di Utara tersebut, negara-negara Eropa lainnya, bahkan hingga ke Amerika Utara dan Australia sejak tahun 1950-an dan tahun 1960-an.
Pembagian karakteristik antara Utara dan Selatan yang sama sekali bukan merupakan pembagian administratif ini sering menimbulkan beberapa persoalan. Secara diskrimintif orang-orang Utara sering menyebut orang Selatan dengan sebutan Terroni (orang Selatan). Bahkan Lega Nord, salah satu partai yang berhaluan Tengah-Kanan kubu dari Pemerintahan Berlusconi yang dikenal sangat rasis pernah menyerukan adanya gerakan kemerdekaan bagi Italia Utara dan mengkampanyekan anti-imigran yang berasal dari luar Italia.
Simbol Persahabatan AS Roma – Napoli dan Perlawanan terhadap Italia Utara
Roma dan Napoli merupakan dua kesebelasan sepakbola yang mewakili dua kota historis yang saling terkait. Adanya aliansi Katolik antara Kepausan dengan kerajaan Sisilia membuat kedua masyarakat dari masing-masing daerah sering saling berkunjung.
Kedua tim ini adalah yang pertama dari wilayah tengah-selatan Italia yang diizinkan masuk ke Lega Calcio pada tahun 1926. Kedua klub dianggap memiliki paling banyak fans dan sukses di luar Italia Utara (jantung sepakbola Italia); Roma berasal dari Italia Tengah dan Napoli dari Italia Selatan.
Derby del Sole mulai dibuat secara khusus sejak pertemuan antara Roma dan Napoli tahun 70-an dan 80-an, ketika kedua suporter masing-masing kesebelasan masih harmonis karena perlawanan kepada kesebelasan Utara. Derby del Sole atau “Derby of the Sun” merujuk ketika kedua klub menikmati “gemellaggio“, istilah Italia ketika dua klub dan basis penggemar memiliki hubungan yang erat.
Tidak jarang warna merah-kuning dan biru tercampur dalam satu dan membuat stadion menjadi berwarna warni. Derby del Sole dulunya dijadikan sebagai hari perayaan kedua suporter saling bertukar kasih sayang dan saling mendukung. Setiap pertemuan yang melibatkan kedua kesebelasan juga selalu didahului prosesi pertukaran bendera dan bernyanyi bersama. Romanisti akan bersorak “Napoli! Napoli!” sementara Neapolitan membalas “Roma! Roma!”. Hal ini berlaku baik saat berlaga di Stadion Olimpico maupun Stadion San Paolo. Bahkan Napoli sempat melontarkan isu rencana merger dengan Roma sebagai cara untuk mengimbangi dominasi kesebelasan dari Italia Utara
Trio AS Roma, Napoli, dan Lazio mewakili area Italia tengah dan Italia Selatan, dan memberikan perlawananan kepada pada kesebelasan dari area Italia utara, terutama triad Juventus, AC Milan dan Inter Milan.
Menilik lebih jauh, pada kisaran 1986 sampai 1990-an, nama Diego Maradona benar-benar diagungkan di Napoli. Kesuksesan Diego Maradona bersama Napoli dengan meraih scudetto pada musim 1986/87 serta 1989/90 dianggap sebagai salah satu pendobrak dominasi sepak bola Italia Utara.
Saat itu, digambarkan dalam buku Football Villains karya Owen A. McBall, rakyat Napoli berpesta pora, merayakan kemenangan Italia Selatan atas Italia Utara. Kemenangan ini, walau hanya bersifat sementara, cukup berkesan di benak masyarakat Napoli pada khususnya, dan Italia Selatan pada umumnya. Tak heran nama Diego Maradona begitu dipuja sampai sekarang.
From friend to nemesis: Konflik AS Roma – Napoli 1987
Derby del Sole mulai kehilangan makna sebagai simbol persahabatan AS Roma – Napoli pada tahun 1987. Bahkan sejak tahun tersebut derby AS Roma – Napoli ini dikenal sebagai Derby Perselisihan (Derby of the Discord), atau Derby Ketertiban Umum (Derby of the public order).
Persahabatan sikembar AS Roma – Napoli mulai mengalami keretakan pada pertengahan 1980-an.
Keretakan pertama yang berkembang antara kedua belah pihak terjadi selama musim panas 1985 ketika Napoli mendatangkan ikon Lazio Bruno Giordano. Romanisti tidak terima ketika Napoli mendatangkan pemain dari rival mereka yang sangat dibenci dan perasaan antara kedua kelompok mulai perlahan berbalik.
Kemudian pada Oktober 1986, pihak Napoli yang didukung oleh 15.000 pendukung Azzurri melakukan perjalanan ke Roma dan tanda-tanda pertikaian pertama mulai muncul. Pada satu titik para pendukung Roma mulai menyanyikan lagu-lagu yang menyerang Bruno Giordano sementara beberapa Neapolitan merespons dengan serangan pada ikon Roma Bruno Conti. Namun konflik berakhir di sana dan kedua belah pihak menikmati suasana pesta seperti biasanya ketika Azzurri membawa pulang kemenangan 0-1 dengan gol Diego Maradona dibantu oleh Bruno Giordano.
Kedatangan Maradona di kubu Napoli seolah membuat iri para pendukung Roma. Maradona yang saat itu menjadi ikon sepak bola sukses memberikan perubahan besar terhadap Napoli. Hal ini menyebabkan partai-partai kandang I Partenopei di Stadion San Paolo selalu penuh sesak.
Pada musim 1986/87 ketika AS Roma bertandang ke San Paolo, markas Napoli; karena sesaknya stadion San Paolo Romanisti dipaksa pindah ke tribun bawah dari tribun atas, tempat yang biasa mereka gunakan. Hal ini menyebabkan keributan dan adu pukul.
Konflik semakin memanas pada musim 1987/1988 saat I Lupi AS Roma dan Partenopei Napoli bersaing bersama AC Milan memperebutkan scudetto. Persaingan yang memanas memantik perselisihan di derby Del Sole di Olimpico pada 25 Oktober 1987. Hampir tepat setahun kemudian, Napoli kembali ke Olimpico sebagai juara bertahan Italia setelah memenangkan scudetto pertama mereka dan Coppa Italia ketiga mereka hanya beberapa bulan sebelumnya. Neapolitan lagi-lagi berjumlah sekitar 15.000 dan segala sesuatunya tampak ramah dan damai seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun kali ini ketika pembawa bendera Napoli dan Roma bertukar bendera di bawah Curva Sud, pendukung Napoli dihina dan kemudian dicela oleh Romanisti. Berita akhirnya akan didengar pendukung Napoli di seluruh stadion dan ketegangan meningkat. Ketegangan semakin meningkat di tribun. Napoli tertinggal satu gol pada menit ke-47 oleh gol Robterto Pruzzo dan kemudian dua orang pemain Napoli diusir dari lapangan, Careca dikeluarkan dari lapangan pada menit ke-54 karena headbutt yang keras dan Renica, penyerang berkebangsaan Brasil, dikeluarkan hanya sembilan menit kemudian untuk menerima kartu kuning keduanya. Napoli yang kalah dan kehilangan dua pemain tidak menyerah dan pada menit ke-67 tendangan sudut yang dieksekusi Diego Maradona berhasil disundul oleh Giovanni Francini dengan sempurna hingga memaksa kedudukan berakhir 1-1.
Skor tidak berubah hingga akhir pertandingan. Partenopei baik di lapangan maupun di tribun sangat gembira dengan hasilnya. Keluar dari lapangan, gelandang Napoli, Salvatore Bagni, memberi gesture Gesto dell’ombrello ke arah Romanisti yang sedang melakukan gestur Italian Salute. Gesto dell’ombrello secara literal artinya “umbrella gesture“, adalah gestur ofensif yang artinya Fottiti dalam bahasa Italia (Go Fuck Yourself). Sikap itu, meski bukan satu-satunya penyebab, akan menjadi simbol akhir persahabatan yang indah Derby del Sole.
Gesto dell’ombrello
Perang gestur itu membuat tersinggung para suporter Napoli yang terpancing membalas ejekan. Ketegangan pun berlanjut dengan adanya kabar keributan di sebuah Bar sebuah pulau kecil Naples. Bentrokan suporter keduanya pun digambarkan di salah satu film layar lebar berjudul All Cops Are Bastards. Gagalnya Roma meraih kemenangan dan insiden perang gestur diungkit para suporter Napoli dengan berkata AVIMM NOV LION NOV LION, we have 9 lions! dengan maksud menyinggung zaman colosseum. Perkataan yang dilontarkan dengan logat Neapolitan merujuk pada pertandingan sebelumnya dimana 9 orang pemain Napoli berhasil menahan imbang 11 pemain AS Roma.
Insiden-insiden di stadion dan juga di sebuah bar di Naples tersebut memecahkan 11 tahun persahabatan si kembar Roma Napoli. Seterusnya Derby del Sole semakin kehilangan makna aslinya sebagai simbol persahabatan Roma-Napoli. Maka, pertandingan Derby del Sole tersebut malah sering dihiasi nada yang keras di antara kedua kesebelasan serta para pendukungnya sehingga dikenal dengan nama lain Derby Perselisihan (Derby of the Discord).
Ada banyak pertemuan menarik selama bertahun-tahun antara tim dan salah satu yang paling terkenal dari mereka semua terjadi selama musim 1989/90 ketika Partenpoei mengejar Scudetto kedua mereka ketika Roma mengunjungi Napoli.
Dengan Diego Maradona, Napoli memiliki serangan yang menakutkan tetapi tim tamulah yang mengejutkan fans San Paolo ketika Sebastiano Nela, yang menjadi bek masa depan Napoli, melepaskan tendangan bebas. Tetapi Napoli bangkit dengan dua penalti Diego Maradona dan penyelesaian akhir Careca dari sudut sulit untuk memberi Napoli kemenangan yang menginspirasi mereka memenangkan Scudetto untuk yang kedua kali dan terakhir kali dalam sejarah mereka
Roma meraih kemenangan Derby del Sole ke-125 yang terkenal pada tahun 2009 ketika mereka mengunjungi ke Naples tanpa dukungan suporter karena alasan keamanan meskipun larangan itu dicabut pada untuk kunjungan Napoli ke ibukota tahun berikutnya. Roma menyapu Napoli dengan gol-gol dari Phillipe Mexes, Juan dan Mirko Vucinic yang membuat marah tifosi tuan rumah.
Faktanya, kemenangan bagi Roma tersebut adalah bagian dari tanpa kemenangan 17 tahun yang dialami Azzurri Napoli di Derby del Sole sebelum akhirnya mereka menang 2-0 pada tahun 2010 yang lalu (lihat bagian Statistic dan Result dibawah).
Untuk beberapa tahun terakhir, para penggemar supporter tandang dilarang oleh pihak berwenang untuk menghadiri pertandingan karena dikhawatirkan akan menyulut keributan. merasa itu bisa dengan mudah pecah dalam kekerasan.
Ada ungkapan mengatakan bahwa ada garis tipis antara cinta dan benci dan mungkin ini menjelaskan bagaimana dua sisi persahabatan bisa berkembang menjadi saingan yang pahit. Seiring berlalunya waktu, perasaan hangat membuka jalan kekerasan dan persaingan berkembang menjadi salah satu yang lebih berbahaya di Semenanjung Italia. Perselisihan antara kelompok-kelompok yang bertikai mengarah pada kekerasan fisik, perusakan properti, penikaman, dan akhirnya hilangnya nyawa ketika pendukung Napoli Ciro Esposito ditembak oleh seorang pendukung Roma bernama Daniele De Santis dalam perjalanan ke final Coppa Italia antara Napoli dan Fiorentina yang diadakan di ibukota.
Usai pertandingan final Copa Italia 2013/2014 antara Fiorentina dengan Napoli, akhirnya De Santis pentolan Ultras Roma ditangkap. Akan tetapi, tak lama kemudian pengadilan memutuskan membebaskannya. Hal ini mengakibatkan permusuhan yang semakin kronis antara Ultras Roma dengan Ultras Napoli.
Upaya perdamaian diupayakan baik kubu AS Roma-Napoli. Esposito sebagai korban penembakan pernah dibuatkan grafiti oleh suporter Si Serigala sebagai bentuk penghormatan. Sebalikanya Partenopei membuat spanduk penghormatan kepada Stefano dan Cristian, ayah dan anak yang meninggal karena kecelakaan setelah menonton pertandingan Roma melawan Bayern Munich pada pertandingan Liga Champions 2014/2015 di Stadion Olimpico pada 21 Oktober 2014 lalu.
Bukan tidak mungkin jika nilai-nilai penghormatan dari berbagai insiden meninggalnya suporter membuat mereka harmonis kembali. Namun, sangat disayangkan bahwa pada akhirnya, upaya mengembalikan persahabatan dan membuat derby matahari kembali berjalan hangat, baru muncul ketika sudah ada nyawa yang melayang.
Statistics
Statistik pertandingan Roma v Napoli – Derby Del Sole pada pertandingan resmi hingga 31 Maret 2019:
Competition | Played | Roma wins | Draws | Napoli wins |
---|---|---|---|---|
Serie A | 145 | 50 | 51 | 44 |
Coppa Italia | 17 | 11 | 2 | 4 |
Coppa CONI | 2 | 1 | 0 | 1 |
Total | 164 | 62 | 53 | 49 |
Results
- SF = Semi-final
- QF = Quarter-final
- R16 = Round of 16
- R32 = Round of 32
- GS = Group stage
- R1 = Round 1
- R2 = Round 2
Catatan:
- Biru: Napoli win
- Abu-abu: Draw
- Merah: AS Roma win
Season | Competition | Date | Home |
Result | Away |
---|---|---|---|---|---|
1928–29 | Coppa CONI | 8 April 1928 | Roma | Napoli | |
24 June 1928 | Napoli | Roma | |||
1929–30 | Serie A | 10 November 1929 | Roma | Napoli | |
13 April 1930 | Napoli | Roma | |||
1930–31 | Serie A | 19 October 1930 | Roma | Napoli | |
8 March 1931 | Napoli | Roma | |||
1931–32 | Serie A | 29 November 1931 | Roma | 1–0 | Napoli |
24 April 1932 | Napoli | Roma | |||
1932–33 | Serie A | 18 December 1932 | Napoli | Roma | |
25 May 1933 | Roma | Napoli | |||
1933–34 | Serie A | 19 November 1933 | Napoli | Roma | |
8 April 1934 | Roma | Napoli | |||
1934–35 | Serie A | 7 October 1934 | Napoli | Roma | |
3 March 1935 | Roma | Napoli | |||
1935–36 | Serie A | 6 October 1935 | Roma | Napoli | |
9 February 1936 | Napoli | Roma | |||
1936–37 | Serie A | 13 September 1936 | Napoli | Roma | |
17 January 1937 | Roma | Napoli | |||
Coppa Italia QF | 20 May 1937 | Napoli | Roma | ||
1937–38 | Serie A | 26 September 1937 | Roma | Napoli | |
Coppa Italia R16 | 26 December 1937 | Napoli | Roma | ||
Serie A | 30 January 1938 | Napoli | Roma | ||
1938–39 | Serie A | 13 November 1938 | Roma | Napoli | |
19 March 1939 | Napoli | Roma | |||
1939–40 | Serie A | 8 October 1939 | Napoli | Roma | |
11 February 1940 | Roma | Napoli | |||
1940–41 | Serie A | 22 December 1940 | Napoli | Roma | |
6 April 1941 | Roma | Napoli | |||
1941–42 | Serie A | 26 October 1941 | Roma | Napoli | |
15 February 1942 | Napoli | Roma | |||
1945–46 | Serie A-B | 16 December 1945 | Roma | Napoli | |
17 March 1946 | Napoli | Roma | |||
26 May 1946 | Napoli | Roma | |||
14 July 1946 | Roma | Napoli | |||
1946–47 | Serie A | 19 January 1947 | Roma | Napoli | |
22 June 1947 | Napoli | Roma | |||
1947–48 | Serie A | 21 December 1947 | Napoli | Roma | |
9 May 1948 | Roma | Napoli | |||
1950–51 | Serie A | 19 November 1950 | Roma | Napoli | |
1 April 1951 | Napoli | Roma | |||
1952–53 | Serie A | 4 January 1953 | Roma | Napoli | |
10 May 1953 | Napoli | Roma | |||
1953–54 | Serie A | 27 December 1953 | Roma | Napoli | |
9 May 1954 | Napoli | Roma | |||
1954–55 | Serie A | 24 October 1954 | Roma | Napoli | |
13 March 1955 | Napoli | Roma | |||
1955–56 | Serie A | 23 October 1955 | Napoli | Roma | |
18 March 1956 | Roma | Napoli | |||
1956–57 | Serie A | 30 December 1956 | Roma | Napoli | |
13 March 1957 | Napoli | Roma | |||
1957–58 | Serie A | 17 November 1957 | Napoli | Roma | |
13 April 1958 | Roma | Napoli | |||
Coppa Italia GS | 8 June 1958 | Napoli | Roma | ||
1 July 1958 | Roma | Napoli | |||
1958–59 | Serie A | 16 November 1958 | Napoli | Roma | |
29 March 1959 | Roma | Napoli | |||
1959–60 | Serie A | 24 January 1960 | Roma | Napoli | |
29 May 1960 | Napoli | Roma | |||
1960–61 | Coppa Italia R2 | 18 September 1960 | Napoli | Roma | |
Serie A | 23 October 1960 | Napoli | Roma | ||
5 March 1961 | Roma | Napoli | |||
1961–62 | Coppa Italia QF | 1 May 1962 | Roma | Napoli | |
1962–63 | Serie A | 16 September 1962 | Roma | Napoli | |
20 January 1963 | Napoli | Roma | |||
1964–65 | Coppa Italia QF | 5 May 1965 | Napoli | Roma | |
1965–66 | Serie A | 24 October 1965 | Roma | Napoli | |
13 March 1966 | Napoli | Roma | |||
1966–67 | Serie A | 2 October 1966 | Roma | Napoli | |
12 February 1967 | Napoli | Roma | |||
1967–68 | Serie A | 1 October 1967 | Roma | Napoli | |
28 January 1968 | Napoli | Roma | |||
1968–69 | Serie A | 27 October 1968 | Napoli | Roma | |
23 February 1969 | Roma | Napoli | |||
1969–70 | Serie A | 12 October 1969 | Napoli | Roma | |
8 February 1970 | Roma | Napoli | |||
1970–71 | Serie A | 3 January 1971 | Roma | Napoli | |
25 April 1971 | Napoli | Roma | |||
1971–72 | Serie A | 12 December 1971 | Napoli | Roma | |
2 April 1972 | Roma | Napoli | |||
1972–73 | Serie A | 20 October 1972 | Roma | Napoli | |
18 February 1973 | Napoli | Roma |
Season | Competition | Date | Home |
Result | Away |
---|---|---|---|---|---|
1973–74 | Serie A | 2 December 1973 | Roma | Napoli | |
24 March 1974 | Napoli | Roma | |||
1974–75 | Serie A | 13 October 1974 | Roma | Napoli | |
9 February 1975 | Napoli | Roma | |||
Coppa Italia R2 | 29 May 1975 | Roma | Napoli | ||
19 June 1975 | Napoli | Roma | |||
1975–76 | Serie A | 18 January 1976 | Napoli | Roma | |
2 May 1976 | Roma | Napoli | |||
1976–77 | Serie A | 12 December 1976 | Napoli | Roma | |
10 April 1977 | Roma | Napoli | |||
1977–78 | Serie A | 30 October 1977 | Napoli | Roma | |
5 March 1978 | Roma | Napoli | |||
1978–79 | Serie A | 15 October 1978 | Napoli | Roma | |
11 February 1979 | Roma | Napoli | |||
1979–80 | Serie A | 7 October 1979 | Napoli | Roma | |
3 February 1980 | Roma | Napoli | |||
1980–81 | Serie A | 19 October 1980 | Napoli | Roma | |
8 March 1981 | Roma | Napoli | |||
1981–82 | Serie A | 3 January 1982 | Napoli | Roma | |
2 May 1982 | Roma | Napoli | |||
1982–83 | Serie A | 10 October 1982 | Napoli | Roma | |
20 February 1983 | Roma | Napoli | |||
1983–84 | Serie A | 30 October 1983 | Roma | Napoli | |
11 March 1984 | Napoli | Roma | |||
1984–85 | Serie A | 16 December 1984 | Napoli | Roma | |
28 April 1985 | Roma | Napoli | |||
1985–86 | Serie A | 29 September 1985 | Napoli | Roma | |
26 January 1986 | Roma | Napoli | |||
1986–87 | Serie A | 26 October 1986 | Roma | Napoli | |
15 March 1987 | Napoli | Roma | |||
1987–88 | Serie A | 25 October 1987 | Roma | Napoli | |
6 March 1988 | Napoli | Roma | |||
1988–89 | Serie A | 31 December 1988 | Roma | Napoli | |
14 March 1989 | Napoli | Roma | |||
1989–90 | Serie A | 8 October 1989 | Roma | Napoli | |
18 February 1990 | Napoli | Roma | |||
1990–91 | Serie A | 13 January 1991 | Napoli | Roma | |
19 May 1991 | Roma | Napoli | |||
1991–92 | Coppa Italia R16 | 29 September 1991 | Roma | Napoli | |
Serie A | 17 November 1991 | Roma | Napoli | ||
Coppa Italia R16 | 4 December 1991 | Napoli | Roma | ||
Serie A | 5 April 1992 | Napoli | Roma | ||
1992–93 | Serie A | 25 October 1992 | Napoli | Roma | |
Coppa Italia QF | 27 January 1993 | Napoli | Roma | ||
9 February 1993 | Roma | Napoli | |||
Serie A | 21 March 1993 | Roma | Napoli | ||
1993–94 | Serie A | 12 September 1993 | Roma | Napoli | |
30 January 1994 | Napoli | Roma | |||
1994–95 | Serie A | 9 November 1994 | Roma | Napoli | |
9 April 1995 | Napoli | Roma | |||
1995–96 | Serie A | 17 December 1995 | Napoli | Roma | |
21 April 1996 | Roma | Napoli | |||
1996–97 | Serie A | 15 December 1996 | Roma | Napoli | |
11 May 1997 | Napoli | Roma | |||
1997–98 | Serie A | 5 October 1997 | Roma | Napoli | |
22 February 1998 | Napoli | Roma | |||
2000–01 | Serie A | 28 January 2001 | Roma | Napoli | |
10 June 2001 | Napoli | Roma | |||
2005–06 | Coppa Italia R16 | 8 December 2005 | Napoli | Roma | |
11 January 2006 | Roma | Napoli | |||
2007–08 | Serie A | 20 October 2007 | Roma | Napoli | |
9 March 2008 | Napoli | Roma | |||
2008–09 | Serie A | 31 August 2008 | Roma | Napoli | |
25 January 2009 | Napoli | Roma | |||
2009–10 | Serie A | 4 October 2009 | Roma | Napoli | |
28 February 2010 | Napoli | Roma | |||
2010–11 | Serie A | 3 October 2010 | Napoli | Roma | |
12 February 2011 | Roma | Napoli | |||
2011–12 | Serie A | 18 December 2011 | Napoli | Roma | |
28 April 2012 | Roma | Napoli | |||
2012–13 | Serie A | 6 January 2013 | Napoli | Roma | |
19 May 2013 | Roma | Napoli | |||
2013–14 | Serie A | 18 October 2013 | Roma | Napoli | |
Coppa Italia SF | 5 February 2014 | Roma | Napoli | ||
12 February 2014 | Napoli | Roma | |||
Serie A | 9 March 2014 | Napoli | Roma | ||
2014–15 | Serie A | 1 November 2014 | Napoli | Roma | |
4 April 2015 | Roma | Napoli | |||
2015–16 | Serie A | 13 December 2015 | Napoli | Roma | |
25 April 2016 | Roma | Napoli | |||
2016–17 | Serie A | 15 October 2016 | Napoli | Roma | |
4 March 2017 | Roma | Napoli | |||
2017–18 | Serie A | 14 October 2017 | Roma | Napoli | |
3 March 2018 | Napoli | Roma | |||
2018–19 | Serie A | 28 October 2018 | Napoli | Roma | |
31 March 2019 | Roma | Napoli |