[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Federasi Tenis Internasional (International Tennis Federation/ITF) mengatakan bahwa setidaknya ada 900 turnamen di seluruh dunia yang ditangguhkan akibat pandemi virus Corona.
Penangguhan turnamen tenis memaksa separuh karyawan ITF mengambil cuti karena tak ada yang perlu dikerjakan.
Mengacu panduan otoritas kesehatan jangka panjang untuk organisasi, Presiden ITF David Haggery rela memotong gajinya.
Besarannya mencapai sebesar 30 persen demi menyelamatkan para pekerja dari sisi kesehatan.
Pemotongan gaji ini akan dilakukan David Haggery sampai akhir tahun ini.
“Situasi yang kami hadapi merupakan tantangan mendasar bagi organisasi kami dan olahraga kami,” ucap Haggerty, dilansir oleh BolaSport.com dari Reuters.
“Tujuan kami adalah untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan olahraga kami yang bekerja sama dengan 210 negara anggota kami, itulah sebabnya kami membuat keputusan sulit dalam jangka pendek sehingga kami dapat terus memberikan tenis untuk generasi mendatang di seluruh dunia,” kata dia lagi.
Organisasi tenis yang berbasis di London, Inggris, itu, juga sudah melaporkan setengah dari karyawan yang bekerja akan mendapatkan skema retensi yang dibuat oleh pemerintah negara setempat.
Dalam skema itu, para pemberi kerja dapat melakukan klaim sebesar 80 persen atas upah cuti karyawannya dengan batas 2.500 pound atau sebesar Rp 48 juta per bulan.
ITF tentunya akan menambah pembayaran tersebut untuk memastikan seluruh karyawan yang cuti tetap menerima setidaknya 80 persen dari gaji utama.
Selain itu, para karyawan yang masih bekerja akan dikurangi masa kerjanya menjadi empat hari saja dalam satu pekan dan dibayar sebesar 90 persen dari gaji utama.
Untuk jajaran kepala eksekutif dan direktur juga akan bekerja selama empat hari dalam sepekan dan dibayar sebesar 80 persen dari gaji yang didapatkan.
Salah satu acara penting milik ITF, yakni Final Fed Cup yang seharusnya berlangsung di Budapest pada bulan ini terpaksa harus mengganti jadwal akibat penundaan kompetisi hingga 13 Juli mendatang.
“Kami telah menunda lebih dari 900 turnamen di semua sirkuit ITF, termasuk Piala Fed oleh BNP Paribas Finals 2020, dan masih belum pasti kapan permainan dapat dilanjutkan,” ucap Haggery.
“Meskipun menunda acara dan memprioritaskan keselamatan adalah respons yang tepat dalam keadaan luar biasa ini, hal itu telah menghasilkan sejumlah tantangan kompleks, termasuk hilangnya pendapatan yang signifikan,” kata dia lagi.
Dengan banyaknya turnamen yang ditunda, potensi kehilangan penghasilan dari para ratusan petenis kini menjadi masalah besar, terutama bagi mereka profesional tingkat bawah yang berjuang mencari nafkah.
ITF sebagai salah satu badan organisasi tenis dunia telah mengadakan diskusi dengan beberapa pemangku kebijakan tenis lainnya untuk memberikan dukungan bagi negara dan petenis yang mengalami krisis saat ini.(msn)