Medhi Benatia: Guardiola Pelatih Hebat, tapi Tak Ramah kepada Pemain

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

MediaSport.id-Josep “Pep” Guardiola diakui sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini. Juru taktik asal Spanyol itu selalu bisa membawa klub yang ia latih meraih berbagai gelar juara.

Ketika membesut Barcelona, Pep Guardiola sukses mengantarkan raksasa La Liga Spanyol itu meraih total 14 trofi, termasuk tiga gelar La Liga dan dua Liga Champions.

Kemudian bersama Bayern Muenchen, Guardiola berhasil mempersembahkan tiga gelar juara Bundesliga Jerman, dua DFB Pokal, serta satu Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.

Di klub yang ia latih saat ini, yaitu Manchester City, Guardiola sudah mengoleksi delapan gelar, termasuk menjuarai Premier League dua musim beruntun pada 2017-2018 dan 2018-2019.

Meski dikenal pandai meramu taktik, Guardiola nyatanya bukanlah sosok pelatih sempurna di mata pemainnya.

Medhi Benatia yang pernah dilatih Guardiola sewaktu di Bayern Muenchen menyebut pria kelahiran Santpedor itu merupakan tipe pelatih yang tidak terlalu ramah kepada pemain.

Benatia pun mengaku tidak terkesan terhadap cara Guardiola membangun relasi dengan para pemainnya.

“Secara taktik, Guardiola adalah pelatih terbaik di dunia. Saya tidak melihat ada yang lebih baik darinya,” ungkap Benatia seperti dikutip dari AS.

“Namun, saya tidak menyukai cara dia membangun hubungan dengan para pemain. Dari sudut pandang saya, itu membuat saya gila,” imbuh bek tengah yang kini membela Al Duhail tersebut.

Benatia yang bergabung dengan Bayern Muenchen pada 2014 menceritakan bahwa kariernya di Jerman tidak berjalan mulus.

Gangguan cedera membuat pemain asal Maroko itu gagal menunjukkan performa terbaik bersama Bayern.

“Awalnya, saya bermain dengan cukup baik. Saya adalah bek dengan bayaran tertinggi dalam sejarah Bundesliga. Sebelumnya, saya juga terpilih sebagai bek terbaik di Serie A,” tutur Benatia.

“Alasan saya bergabung dengan Bayern adalah karena mereka memilih saya, yaitu Guardiola dan (Karl-Heinz) Rummenigge,” sambung eks pemain AS Roma tersebut.

“Sayangnya, gangguan cedera sangat berpengaruh kepada permainan saya. Sejujurnya, saat itu saya sangat merindukan Italia,” imbuh dia.

“Saya tidak beradaptasi dengan baik di sana. Setelah musim kedua, saya melakukan apa saja agar bisa kembali ke Italia,” kata Benatia menegaskan.

Benatia hanya bertahan dua musim di Bayern Muenchen. Ia lalu dipinjamkan ke Juventus pada musim panas 2016.

Setelah dua setengah musim membela Juventus, Benatia memutuskan hijrah ke klub Liga Qatar, Al Duhail. (msn)

Exit mobile version