Site icon MediaSport Indonesia

Klopp Sadar Kemarahannya Membuatnya Tampak Bodoh

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

MediaSport.id -Jurgen Klopp mengakui ledakan kemarahannya di pinggir lapangan sebagai manajer Liverpool membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Tetapi bos the Reds menegaskan, dia sudah lama berusha mengubah perilakunya. Bahkan, dia telah belajar untuk tenang dan mengalami perubahan secara signifikan dibandingkan hari-hari awal perannya sebagai pelatih.

Klopp membahas temperamennya sebagai bagian dari film dokumenter Liverpool berjudul The End Of The Storm. Klopp mengatakan, dia telah banyak melunak sejak tahun-tahun pembentukannya di Bundesliga Jerman.

Setelah karier manajerial yang telah berlangsung hampir dua dekade, Klopp mengatakan dia tidak dapat berubah, tetapi mengeklaim dia jauh lebih santai daripada di tanah airnya. Klopp yakin masih memegang rekor jumlah kartu merah untuk seorang pelatih di Bundesliga.

“Hal paling jelas yang dilihat orang adalah saya sangat bersemangat dan menggemeretakkan gigi, hal-hal seperti ini,” kata Klopp dikutip dari Liverpool Echo.

Dia mengaku tidak bisa mencitrakan diri seperti seorang pemikir, berdiri di pinggir lapangan selama 90 menit dengan gaya memegang dagu atau lainnya yang mencirikan seseorang sedang berpikir. Ia pun menyadari ada saat-saat tertentu ketika ia masih terlihat seperti orang bodoh.

“Saya mengalami momen-momen saya, itulah mengapa saya mungkin masih di Jerman sebagai pemegang rekor kartu merah untuk manajer,” ujarnya. “Yang pasti saya telah membayar denda tertinggi di Bundesliga Jerman. Ironi juga tidak membantu, wasit tidak bisa menangani itu.”

Kartu merah pertamanya sebagai pelatih adalah saat ia bertanya kepada wasit berapa banyak keputusan salah yang diperbolehkan. Sebab jika itu 15, timnya memiliki satu lagi mendapatkan keputusan salah. Sang wasit berang dan mengacungkan kartu merah ketika Klopp sudah dalam perjalanan ke tribun. “Namun saya sudah tenang,” kenangnya.

The End Of The Storm disutradarai oleh James Erskine (One Night in Turin) dan merupakan produksi bersama October Films, Brutal Media dan New Black Films. Film ini mengikuti Liverpool sepanjang musim yang membuat mereka mengakhiri penantian selama 30 tahun untuk gelar liga.

Menampilkan wawasan dari orang-orang seperti Sadio Mane, Jordan Henderson, dan Alisson Becker, film dokumenter ini menceritakan kisah musim terakhir ketika the Reds memenangkan kejuaraan pertama mereka sejak 1990.(msn)

Exit mobile version