[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
MediaSport.id-Selama ini, Carlo Ancelotti memiliki reputasi cemerlang di Liga Champions. Sebab, tadinya cuma dia dan Bob Paisley yang pernah tiga kali menjuarai Liga Champions –lalu Zinedine Zidane ikut menyamai mereka.
Terlebih, sewaktu masih aktif menjadi pemain, pelatih asal Italia itu juga pernah dua kali memenangi kompetisi paling bergengsi sejagad Eropa tersebut. Tak ayal jika kemudian Ancelotti disebut-sebut memiliki ‘DNA’ Liga Champions.
Namun faktanya, nama pria kelahiran Reggiolo itu enggak cuma harum di level benua, tetapi juga di sejumlah liga domestik. Tak tanggung-tanggung, semua gelar juara liga yang pernah digamitnya adalah liga top Eropa.
Ya, Ancelotti adalah pelatih pertama yang bisa memenangi gelar di empat dari lima liga papan atas Eropa. Biar sama persepsinya, ‘lima liga top Eropa’ dalam stori ini berdasarkan koefisien UEFA dalam lima tahun terakhir.
1) Serie A
Jasa Ancelotti untuk AC Milan bukan cuma dua trofi Liga Champions, tetapi juga termasuk salah satu lainnya adalah sebiji trofi Serie A. Betul, eks gelandang Timnas Italia ini pernah mengantar Rossoneri menggamit scudetto musim 2003/04.
Paolo Maldini cs. mengakhiri musim itu dengan keunggulan 11 poin atas AS Roma di peringkat kedua. Andriy Shevchenko memegang peran vital kesuksean Milan dengan mencetak 24 gol di Serie A.
Bomber asal Ukraina itu sendiri mencetak 24 gol, berselisih satu gol saja dengan Alberto Gilardino (Parma). Selain Sheva, Milan juga punya Jon Dahl Tomasson yang mencetak 12 gol.
2) Premier League
Ancelotti juga mengukir sejarah di tanah Britania. Chelsea menjadi klub yang beruntung pernah memakai jasanya.
Tak perlu menunggu lama, pada musim pertamanya, Ancelotti langsung bisa mempersembahkan trofi Premier League. Enggak cuma itu, dia juga memberi ‘bonus’ trofi Community Shield dan Piala FA.
Didier Drogba dan Frank Lampard adalah juru gedor utama John Terry cs. pada waktu itu yang masing-masing mencetak 29 gol dan 22 gol di Premier League 2009/10. Nama pertama berhak atas penghargaan pencetak gol terbanyak.
3) Liga Prancis
Pada masa-masa awal Paris Saint-Germain beranjak kaya, manajemen klub langsung menunjuk Ancelotti untuk menduduki kursi pelatih utama. Ya, mereka memakai uang dengan benar.
Sebenarnya, Ancelotti direkrut pada pertengahan musim 2011/12. Hasilnya, tidak ada gelar juara. Maklum, memang tak mudah jika situasinya seperti itu.
Namun pada musim berikutnya, Ancelotti mempersembahkan trofi Ligue 1. Itu adalah trofi Liga Prancis pertama Les Parisiens di abad ke-21. Terakhir kali mereka menjuarai Liga Prancis adalah pada musim 1993/94.
Siapa bomber utama PSG pada musim itu? Tak lain dan tak bukan adalah Zlatan Ibrahimovic yang mencetak 30 gol.
4) Bundesliga
Inggris sudah, Italia sudah, Prancis sudah, lalu jalan takdir membimbing Ancelotti menuju tanah Jerman. Di sana, pelatih kelahiran 10 Juni 1959 itu kembali membuktikan reputasinya bersama Bayern Muenchen.
Buktinya, pada musim 2016/17, Ancelotti tetap bisa menjaga ‘tradisi Bayernliga’ tetap langgeng berjalan. Ya, Die Bayern mampu mengamankan trofi Bundesliga musim itu.
Robert Lewandowski dan Arjen Robben adalah dua juru gedor utama skuat Ancelotti musim itu. Di Bundesliga, keduanya masing-masing mencetak 30 gol dan 13 gol. Sayang, gelar topskorernya direnggut Pierre-Emerick Aubameyang (31 gol).
Sebenarnya, sebelum melatih Bayern, Ancelotti berkesempatan melatih Real Madrid pada 2013/14. Meski mampu mempersembahkan trofi Liga Champions dan Copa del Rey, tetapi trofi La Liga lepas dari genggaman karena disambar Atletico Madrid besutan Diego Simeone.
Apakah suatu hari nanti Ancelotti bakal kembali ke ‘Negeri Matador’ untuk memenangi La Liga. Kita lihat saja. Kalau sekarang, sih, kayaknya pelatih 60 tahun itu masih betah di Everton.(msn)