“Di Klub Mana Saja Pasti Juara” – Abel Xavier Sebut Cristiano Ronaldo Tak Suka Di Zona Nyaman

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

MediaSport.id -Superstar Juventus Cristiano Ronaldo adalah sosok pemenang sejati yang telah membuktikan bahwa dia tidak suka berada di zona nyaman sepanjang kariernya. Begitu menurut pandangan Abel Xavier.

Sejak bergabung ke Manchester United saat remaja, Ronaldo telah mengamankan berbagai penghargaan individu dan tim dalam dunia sepakbola.

Dalam enam tahunnya bersama The Red Devils, Ronaldo berhasil memenangkan tiga titel Liga Primer Inggris, dua EFL Cup, satu Piala FA dan Liga Champions 2008.

Tradisi juara berlanjut dalam sembilan tahun fantastis dia berseragam Real Madrid, di mana dalam periodenya di sana dia menjadi topskor sepanjang Los Blancos, mengamankan dua gelar La Liga, dua Copa del Rey dan raihan Liga Champions dalam empat edisi.

Ronaldo memutuskan untuk angkat kaki dari Madrid untuk bergabung Juventus jelang kampanye musim 2018/19. Di musim debutnya, dia mempersembahkan Piala Super Italia dan Scudetto Serie A.

Gelar juara Serie A lainnya juga bersiap diraih Ronaldo musim ini, dengan Bianconeri duduk nyaman di puncak klasemen, unggul empat poin dari Lazio di situasi sepuluh pertandingan tersisa.

Mantan fullback Liverpool dan Roma, Xavier, menyatakan, Ronaldo selalu terdorong untuk menghadapi tantangan. Itulah yang membuat dia bisa sukses ketika bermain untuk klub mana pun.

“Dia adalah seorang pemenang dan fokus mentalnya luar biasa,” tutur eks pemain internasional Portugal itu kepada Stats Perform News memuji peraih lima Ballon d’Or itu.

“Anda menyadari, dia tidak menyukai zona nyaman. Saat di Madrid, dia juara. Dia di Manchester United, dia juara. Dia memperkuat Juventus, juga memenangkan banyak hal,” lanjutnya.

“Di mana pun dia pergi, dia akan menjadi juara, baik secara individu dan kolektif,” katanya lagi.

“Tentu, akan tiba suatu saat ketika dia tidak akan bisa memproduksi lagi gaya sepakbola yang sama, tapi ketika Anda mencari kemenangan – mengenai posisi mencetak gol – dia adalah salah satu yang terbaik,” urai Xavier.

“Saat ini, upaya [bagi tim] adalah berusaha menempatkan dia di tempat yang tepat untuk mencetak gol. Kualitas dia sekarang lebih ke seorang finisher, berada di tempat yang tepat untuk mencetak gol,” ulas Xavier.

“Bagi saya, sebagai seorang Portugal, dan untuk semua orang yang mencintai sepakbola, kami mengagumi dia. Dia adalah pemain terbesar, atlet terbesar dan rekan setim terbaik dalam sepakbola,” ungkapnya.

Ronaldo sekarang berusia 35 tahun, tapi Xavier tidak melihat adanya penurunan gairah dari sang superstar dalam meraih juara. Bahkan musim ini target Ronaldo tetap sama: membawa Juve mempertahankan Scudetto mereka.

“Saya kira itu adalah target utama dia. Itulah tujuan utama dia karena dia adalah seorang jawara,” tambah Xavier.

“Saya mengenalnya dari ketika saya aktif bermain, ketika dia masih jadi pemain muda, yang mulai dihubungkan dengan lingkungan tim nasional,” sambungnya.

“Saya yakin, dia masih utuh. Dia masih jadi orang yang sangat kuat dan fokus. Dia berambisi untuk memenangkan banyak juara. Dia ingin memenangkan penghargaan pribadi. Dia ingin meraih gelar juara secara kolektif,” tandasnya.

Di awal musim ini, yang harus terganggu selama tiga bulan akibat pandemi virus corona, Ronaldo dilaporkan berselisih dengan bos Juventus Maurizio Sarri, dengan situasi semakin memanas lantaran sang pelatih mengganti sang superstar dalam dua laga beruntun ketika Juve tidak dalam posisi unggul.

Bagaimana pun, Xavier yakin, kedua sosok ini akan selalu disatukan oleh satu cita-cita: meraih kesuksesan.

“Mereka belakangan ini menyimpan sejumlah problem. Satu momen datang bagi seorang pelatih ketika segalanya menjadi sulit, sebab Anda perlu untuk mengendalikan ego, Anda harus mampu menjaga penampilan terbaik para pemain dan memasukkan identitas yang benar terhadap gaya permainan Anda,” ucap Xavier.

“Para pemain perlu untuk menerima ini secara bersama. Kepemimpinan terhadap para pemain sungguh sangat penting dan mereka masih memilih kans dan kesempatan untuk memenangkan dua gelar penting: Serie A dan Liga Champions,” katanya lagi.

“Apa pun yang terjadi dengan posisi kepelatihan, mereka memiliki dua target yang harus difokuskan,” pungkas Xavier.(msn)

Exit mobile version