Site icon MediaSport Indonesia

Bagaimana Garuda Select Mendorong Kualitas Masa Depan Pemain Indonesia

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

MediaSport.id-Vakum hampir sedekade, PSSI kembali punya program mengirimkan pemain muda Tanah Air untuk menimba ilmu ke luar negeri. Tujuannya jelas, sebagai peningkatan kualitas pemain tersebut, yang muaranya tentu untuk timnas Indonesia.

Bina Utama (Binatama), merupakan program pertama federasi sepakbola Indonesia, dalam mengirimkan pesepakbola ke luar negeri, pada 1979. Lebih dari 20 pemain yang berusia 23 tahun diboyong ke Brasil.

Selama berada di Negeri Samba, para pemain Indonesia digembleng dengan latihan yang bermacam-macam. Rully Nere, Subangkit, atau Bambang Nurdiansyah, merupakan hasil dari produk Binatama.

Empat belas tahun kemudian, PSSI baru melanjutkan pengiriman bibit muda ke luar negeri. Kali ini program tersebut dinamakan Primavera, yang berisikan para pemain berusia 19 tahun.

Para pemain yang terpilih berlatih di Italia. Beberapa pemain besar berhasil diciptakan melalui program Primavera, seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bejo Sugiantoro, Kurnia Sandy, Bima Sakti, Yeyen Tumena sampai Anang Maruf.

Bahkan Kurniawan, Bima Sakti, dan Kurnia Sandy, sempat merasakan bermain di Eropa. Akan tetapi, mereka gagal menembus skuad utama karena kalah bersaing, dan memutuskan pulang ke Tanah Air.

Kemudian, PSSI membuat program serupa yang diberi nama Baretti. Kali ini pemain berusia di bawah 16 tahun yang dikirimkan untuk menimba ilmu di Italia. Alexander Pulalo, Charis Yulianto, Uston Nawawi, Elie Aiboy, dan Nova Arianto, merupakan jebolan dari program itu.

Setelah dua kali mengirimkan pemain ke Italia, PSSI ubah halauan dengan menerbangkan bibit muda untuk berlatih ke Uruguay. Program tersebut diberi nama Sociedad Anonima Deportiva, atau yang biasa dikenal SAD.

Program ini berjalan sejak 2008 hingga 2013. Selama berada di sana, para pemain Indonesia tak hanya sekadar berlatih, melainkan juga ambil bagian di kompetisi junior Uruguay, Quinta Division.

Sayangnya, dari banyaknya angkatan tim SAD, hanya beberapa yang masih tetap kelihatan di level teratas sepakbola Indonesia. Mereka antara lain Rizky Pellu, Manahati Lestusen, Hansamu Yama Pranata dan Alfin Tuasalamony.

Paling baru, PSSI kembali mengirimkan pemain ke luar negeri lewat Garuda Select, yang bekerja sama dengan Mola TV. Tak main-main, program tersebut bakal dilakukan selama sepuluh tahun.

Angkatan pertama Garuda Select menyertakan 24 pesepakbola muda berbakat yang sebagian diseleksi lewat Elite Pro Academy (EPA) U-16 2018. Mereka diterbangkan ke Inggris, pada awal tahun 2019.

Tak main-main, Des Walker dan Dennis Wise, yang merupakan mantan pilar timnas Inggris, menggembleng langsung para bocah tersebut. Mereka diajarkan bermain sepakbola secara benar dan menghadapi sejumlah klub muda yang ada di Negeri Elizabeth.

Selama berada di Inggris, skuad Garuda Select mendapatkan fasilitas terbaik, dengan materi latihan yang modern. Gizi mereka juga dijaga betul, guna menunjang performa selama tampil di lapangan.

“Program ini memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi anak-anak muda berbakat di Indonesia berkembang menjadi lebih dari sekadar pemain sepakbola. Kami sangat menantikan apa yang bakal terjadi,” ucap Wise.

“Kami siap membantu program dan akan melakukan apa yang harus kami lakukan. Saya akan membantu pemain dengan program kami, dan menjalankan program ini dengan bijak,” sambung legenda Chelsea tersebut.

Memang hasil pertandingan yang didapatkan Garuda Select angkatan pertama tidak begitu bagus. Dari 16 partai yang dimainkan, mereka mengukir lima kemenangan, empat imbang, dan tujuh kali kalah.

Ketika kembali ke Tanah Air, terlihat jelas peningkatan performa para pemain Garuda Select, saat membela timnas Indonesia U-19, pada Piala AFF 2019, di Vietnam. Pasukan Fakhri Husaini tersebut berhasil meraih peringkat ketiga dalam ajang itu.

Meski gagal meraih juara Piala AFF U-19, Bagus Kahfi, yang ikut dalam program Garuda Select, berhasil meraih gelar individu. Pilar Barito Putera tersebut menjadi topskor berkat raihan lima gol.

Para pemain Garuda Select, akhirnya menunjukkan tajinya dengan meloloskan timnas Indonesia U-19 ke putaran final Piala Asia U-19. Kepastian tersebut didapatkan setelah Garuda Asia, keluar sebagai juara Grup K, pada kualifikasi Piala Asia U-19.

Empat pemain timnas Indonesia U-19, yang ikut dalam angkatan pertama Garuda Select kembali dipanggil untuk ikut periode kedua. Mereka adalah Bagus, Brylian Aldama, David Maulana, dan Fajar Fathur Rahman.

Pada program Garuda Select angkatan kedua ini, para pemain berlatih di Inggris serta Italia. Mereka juga menjalani sejumlah uji coba dengan klub muda di dua negara tersebut.

Istimewanya, dalam Garuda Select angkatan kedua, para pemain mendapatkan kursus kepelatihan level 1 dari federasi sepakbola Inggris (FA). Sertikasi ini menjadi modal penting untuk mereka di kemudian hari.

Lewat program Garuda Select, juga membuka jalan pesepakbola Tanah Air untuk berkarier di Eropa. Satu di antaranya Brylian Aldama, yang telah meneken kontrak dengan agensi pemain berlisensi FIFA, Forza Sports Group.

Brylian tinggal menunggu waktu saja untuk mewujudkan impiannya bermain bersama klub Eropa. Hal ini karena Forza Sports Group, yang mencarikan kesebelasan yang cocok untuknya.

“Saya berharap semua materi yang didapatkan selama berlatih di Garuda Select bisa berguna sebagai bekal karier di Eropa nanti,” ucap Brylian selepas tanda tangan dengan agensi pemain tersebut.

Program Garuda Select pun mendapat pujian dari legenda timnas Indonesia Ponaryo Astaman. Menurutnya, para pemain dapat menyerap ilmu berharga dari latihan tersebut.

“Berlatih di luar negeri selain belajar teknik, dan taktik juga belajar bagaimana cara pola hidup disiplin sebagai seorang atlet. Ini juga penting untuk mendukung perkembangan karier mereka. Mental juga terasah dengan menghadapi lawan yang beragam, dan bahkan dengan postur yang besar dari mereka,” kata Ponaryo.

Bila para pemain hasil dari program Garuda Select dapat mempertahankan performanya, bukan tidak mungkin masa depan timnas Indonesia bakal cerah. Pemain berkualitas dengan teknik dasar yang benar serta pengalaman internasional, tentu bisa membuat Merah Putih lebih tangguh di kancah dunia. (msn)

Exit mobile version